
Newsletter
Potensi Resesi di AS Tekan Bursa Asia Kemarin, Hari Ini?
Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 December 2018 06:41

Sentimen lainnya adalah pergerakan harga minyak mentah dunia. Pada pukul 05:20 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2019 terkoreksi 0,62% ke level US$ 52,92/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2018 melemah 0,85% ke level US$ 61,55/barel.
Pelaku pasar cemas menantikan hasil pertemuan OPEC yang akan digelar pada hari ini di Wina, Austria. Sejatinya, ada kabar positif yang datang menjelang pertemuan digelar.
OPEC dan produsen besar lainnya yakni Rusia telah semakin dekat untuk menyetujui pemotongan produksi mulai tahun depan, Reuters melaporkan. OPEC dan Rusia dijadwalkan bertemu pada hari Jumat (7/12/2018).
Pemimpin de facto OPEC yakni Saudi Arabia sebelumnya mengungkapkan keinginan untuk memangkas produksi dalam jumlah besar, namun Rusia menentangnya.
“Semua dari kami termasuk Rusia telah setuju bahwa ada kebutuhan untuk pemangkasan,” papar Menteri Perminyakan Iran Mohammed bin Hamad Al-Rumhy pasca bertemu dengan menteri dari beberapa negara produsen minyak pada hari Rabu, dikutip dari Reuters.
Dirinya menambahkan bahwa volume pemangkasan masih didiskusikan dan pengurangan produksi akan berlangsung pada periode Januari-Juni 2019.
Pelaku pasar dibuat gelisah oleh tekanan yang diberikan oleh Trump. Ia meminta OPEC untuk tak membatasi produksi minyak mentah.
“Berharap OPEC akan menjaga aliran minyak seperti apa adanya, tidak dibatasi. Dunia tidak ingin melihat, atau membutuhkan, harga minyak yang lebih tinggi,” tulis Trump di akun Twitter.
Sekadar mengingatkan, pada Juni 2018 OPEC sempat meningkatkan produksi pasca dikritik habis-habisan oleh Trump.
Sikap Trump yang melunak dengan tidak mengambil tindakan tegas kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad Bin Salman Al Saud atas dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi memberikan persepsi bahwa Arab Saudi tak akan mengusulkan pemotongan produksi yang terlalu signifikan.
Jika harga minyak mentah terus turun, saham-saham perusahaan pertambangan minyak akan menjadi kurang diapresiasi. Namun, hal ini akan positif bagi nilai tukar rupiah.
Harga minyak mentah yang rendah akan memunculkan harapan bahwa defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) akan menipis pada kuartal-IV 2018. Sebelumnya pada kuartal-II dan III, CAD membengkak di atas 3% dari PDB, seiring dengan besarnya defisit dagang di pos minyak dan gas.
BERLANJUT KE HALAMAN LIMA
(ank/prm)
Pelaku pasar cemas menantikan hasil pertemuan OPEC yang akan digelar pada hari ini di Wina, Austria. Sejatinya, ada kabar positif yang datang menjelang pertemuan digelar.
OPEC dan produsen besar lainnya yakni Rusia telah semakin dekat untuk menyetujui pemotongan produksi mulai tahun depan, Reuters melaporkan. OPEC dan Rusia dijadwalkan bertemu pada hari Jumat (7/12/2018).
Pemimpin de facto OPEC yakni Saudi Arabia sebelumnya mengungkapkan keinginan untuk memangkas produksi dalam jumlah besar, namun Rusia menentangnya.
“Semua dari kami termasuk Rusia telah setuju bahwa ada kebutuhan untuk pemangkasan,” papar Menteri Perminyakan Iran Mohammed bin Hamad Al-Rumhy pasca bertemu dengan menteri dari beberapa negara produsen minyak pada hari Rabu, dikutip dari Reuters.
Dirinya menambahkan bahwa volume pemangkasan masih didiskusikan dan pengurangan produksi akan berlangsung pada periode Januari-Juni 2019.
Pelaku pasar dibuat gelisah oleh tekanan yang diberikan oleh Trump. Ia meminta OPEC untuk tak membatasi produksi minyak mentah.
“Berharap OPEC akan menjaga aliran minyak seperti apa adanya, tidak dibatasi. Dunia tidak ingin melihat, atau membutuhkan, harga minyak yang lebih tinggi,” tulis Trump di akun Twitter.
Sekadar mengingatkan, pada Juni 2018 OPEC sempat meningkatkan produksi pasca dikritik habis-habisan oleh Trump.
Sikap Trump yang melunak dengan tidak mengambil tindakan tegas kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad Bin Salman Al Saud atas dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi memberikan persepsi bahwa Arab Saudi tak akan mengusulkan pemotongan produksi yang terlalu signifikan.
Jika harga minyak mentah terus turun, saham-saham perusahaan pertambangan minyak akan menjadi kurang diapresiasi. Namun, hal ini akan positif bagi nilai tukar rupiah.
Harga minyak mentah yang rendah akan memunculkan harapan bahwa defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) akan menipis pada kuartal-IV 2018. Sebelumnya pada kuartal-II dan III, CAD membengkak di atas 3% dari PDB, seiring dengan besarnya defisit dagang di pos minyak dan gas.
BERLANJUT KE HALAMAN LIMA
(ank/prm)
Next Page
Simak Agenda Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular