
Newsletter
The Fed Mulai Dovish, IHSG dan Rupiah Siap Melesat?
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
29 November 2018 05:50

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu kabar gembira dari Wall Street. Penguatan Wall Street yang signifikan bisa menjadi motivasi bagi bursa saham Asia untuk mencapai prestasi serupa.
Faktor kedua adalah nilai tukar dolar AS yang anjlok. Pada pukul 04:59 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah sampai 0,53%.
Jika komentar Powell menjadi berkah buat pasar saham, maka lain halnya dengan dolar AS. Pernyataan Powell adalah musibah, karena selama ini kekuatan dolar AS lahir dari tren kenaikan suku bunga acuan.
Saat suku bunga naik, maka ekspektasi inflasi akan terjangkar sehingga nilai mata uang tidak tergerus. Selain itu, kenaikan suku bunga acuan juga ikut mengerek imbalan investasi khususnya di instrumen berpendapatan tetap (fixed income) sehingga semakin menarik. Dilandasi pencarian cuan di pasar fixed income, permintaan dolar AS pun meningkat.
Namun dengan stance Powell yang tidak lagi hawkish, harapan itu sedikit memudar. Dolar AS kehilangan karisma dan mengalami tekanan jual.
Perkembangan ini bisa dimanfaatkan oleh rupiah cs di Asia yang kemarin di-bully oleh dolar AS. Kini mata uang Benua Kuning punya kesempatan membalas dendam dan ganti memojokkan greenback.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Faktor kedua adalah nilai tukar dolar AS yang anjlok. Pada pukul 04:59 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah sampai 0,53%.
Jika komentar Powell menjadi berkah buat pasar saham, maka lain halnya dengan dolar AS. Pernyataan Powell adalah musibah, karena selama ini kekuatan dolar AS lahir dari tren kenaikan suku bunga acuan.
Saat suku bunga naik, maka ekspektasi inflasi akan terjangkar sehingga nilai mata uang tidak tergerus. Selain itu, kenaikan suku bunga acuan juga ikut mengerek imbalan investasi khususnya di instrumen berpendapatan tetap (fixed income) sehingga semakin menarik. Dilandasi pencarian cuan di pasar fixed income, permintaan dolar AS pun meningkat.
Namun dengan stance Powell yang tidak lagi hawkish, harapan itu sedikit memudar. Dolar AS kehilangan karisma dan mengalami tekanan jual.
Perkembangan ini bisa dimanfaatkan oleh rupiah cs di Asia yang kemarin di-bully oleh dolar AS. Kini mata uang Benua Kuning punya kesempatan membalas dendam dan ganti memojokkan greenback.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular