Newsletter

The Fed Mulai Dovish, IHSG dan Rupiah Siap Melesat?

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
29 November 2018 05:50
Powell Mulai Dovish, Wall Street Melambung
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Dari Wall Street, 3 indeks utama menguat tajam. Dow Jones Industrial Average (DJIA) meroket 2,5%, S&P 500 melesat 2,29%, dan Nasdaq Composite melejit 2,95%. 

Bursa saham New York dapat suntikan dari pidato Powell, yang sudah dinantikan pasar sejak kemarin. Powell menyebut bahwa suku bunga acuan sudah sangat dekat dengan posisi netral, yaitu tidak mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mengeremnya. Komentar ini jauh berubah dibandingkan pada awal Oktober, di mana Powell mengatakan suku bunga acuan masih jauh dari netral. 

"Suku bunga acuan masih rendah berdasarkan standar historis, dan berada sedikit di bawah rentang estimasi yang netral," ucap Powell, mengutip Reuters. 

Pelaku pasar membaca Powell mulai sedikit dovish. Artinya, bukan tidak mungkin The Fed mengurangi kadar kenaikan suku bunga acuan karena dirasa sudah hampir cukup. 

Sikap agak dovish ini juga ditunjukkan dari pernyataan bahwa The Fed akan sangat memperhatikan data, bahkan saat ekonomi tumbuh dengan solid serta angka inflasi dan pengangguran sudah membaik. 

"Kita semua tahu bahwa situasi bisa berbeda dari proyeksi. Kenaikan suku bunga secara bertahap bertujuan untuk menyeimbangkan risiko," lanjut Powell. 

Pernyataan Powell datang setelah Presiden Trump 'menyempot' kebijakan The Fed. Bahkan Trump menegaskan tidak sedikit pun senang dengan Powell dan kebijakannya yang terlalu cepat menaikkan suku bunga acuan. 


"Powell memberikan kepada pasar, dan mungkin Presiden Trump, apa yang mereka mau. Pembenaran bahwa kenaikan suku bunga memang terlalu cepat dan kini terbuka untuk menurunkan kecepatan kenaikan itu," kata Oliver Pursche, Chief Market Strategist di Bruderman Aset Management yang berbasis di New York, mengutip Reuters. 

Pernyataan Powell diperkuat dengan rilis data terbaru di Negeri Paman Sam. Pembacaan kedua pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal III-2018 menghasilkan angka 3,5% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized). Tidak berubah dibandingkan pembacaan pertama.

Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 4,2%. Bahkan The Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 lebih lambat lagi yaitu 2,5%. 

Data ini menyiratkan bahwa The Fed mungkin tidak perlu lagi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi melalui kenaikan suku bunga acuan. Sebab ekonomi memang sudah melambat, apa lagi yang mau diperlambat? 

Kabar soal kemungkinan The Fed tidak lagi agresif dalam menaikkan suku bunga acuan menjadi nitro yang melesatkan Wall Street. Saham adalah instrumen yang bekerja lebih optimal dalam lingkungan suku bunga rendah. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular