Newsletter

Kemarin Perang Dagang, Sekarang Damai Dagang

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 November 2018 05:51
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Sentimen keempat adalah nilai tukar dolar AS yang sepertinya menguat. Pada pukul 05:11 WIb, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) naik 0,32%. 

Meski Clarida menyiratkan The Fed perlu lebih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga, tetapi bukan berarti kebijakan itu tidak dilakukan. Sebab, secara umum ekonomi AS masih terus ekspansif dan perlu 'diamankan' agar tidak terjadi overheating

"Fundamental ekonomi dan pasar tenaga kerja tetap kuat. Laju pertumbuhan akan tetap kuat setidaknya sampai tahun depan," kata Clarida, mengutip Reuters. 

Oleh karena itu, investor semakin yakin The Fed akan menyelesaikan siklus kenaikan suku bunga tahun ini dengan melakukannya sekali lagi pada Desember. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin pada rapat 19 Desember adalah 79,2%. Naik dibandingkan seminggu lalu yaitu 72,3%. 

Ditambah lagi pelaku pasar tengah menantikan notulensi rapat (minutes of meeting) komite pengambil kebijakan The Fed atau Federal Open Market Committe (FOMC) edisi November 2018 yang dirilis besok. Dalam rapat tersebut, hasilnya memang sudah jelas yaitu suku bunga acuan ditahan di 2-2,25%. Namun investor ingin mencari petunjuk yang lebih terang-benderang seputar arah kebijakan moneter AS ke depan. 

Berbagai dinamika itu membuat pelaku pasar merapat ke dolar AS. Tingginya permintaan membuat greenback menguat, dan jika berlanjut maka akan mengancam rupiah dkk di Asia. 

Sentimen kelima, kali ini dari dalam negeri, adalah potensi lanjutan reli di pasar obligasi. Seperti yang sudah disinggung di halaman pertama, penguatan pasar obligasi kemarin disebabkan oleh stance kebijakan moneter BI yang kemungkinan masih hawkish tahun depan. 

Sepertinya sentimen itu masih ampuh untuk kembali mendorong laju SBN hari ini. Berinvestasi di obligasi pemerintah masih prospektif, dibantu oleh suku bunga acuan yang masih condong ke stabilitas ketimbang pertumbuhan ekonomi. 

Yield obligasi pemerintah sudah dalam tren turun selama 3 pekan, dan tampaknya semakin dekat untuk menuju sebulan penuh. SBN memang tengah menjalani periode yang penuh keceriaan. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 5)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular