
Newsletter
Kemarin Perang Dagang, Sekarang Damai Dagang
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 November 2018 05:51

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu performa Wall Street yang lumayan, masih menguat meski dalam rentang terbatas. Ini bisa menjadi pelecut semangat investor di Asia untuk minimal menyamai pencapaian Wall Street.
Kedua tentu perkembangan perang dagang AS vs China. Pernyataan Kudlow yang melegakan kembali memberi harapan datangnya damai dagang.
Prospek damai dagang sudah terbukti ampuh membuat Wall Street menghijau. Semoga hal serupa dapat dirasakan di Asia, termasuk Indonesia.
Ketiga, walau hubungan AS-China kini kembali ke mode damai dagang, tetapi tidak dengan negara lainnya. Media Jerman Wirtschaftswoche melaporkan AS akan menerapkan bea masuk bagi impor mobil asal Uni Eropa.
"Trump kemungkinan akan menentukan kebijakan bea masuk ini paling cepat pekan depan setelah KTT G20 di Buenos Aires," ungkap seorang sumber di lingkungan pemerintahan Uni Eropa. Brussel menolak berkomentar mengenai laporan Wirtschaftswoche, tetapi tidak memberi bantahan.
Padahal beberapa bulan lalu Trump sudah membuat kesepakatan dengan Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker. Benua Biru sepakat untuk mengimpor lebih banyak produk AS (salah satunya gas alam) dan Negeri Adidaya tidak akan menerapkan bea masuk untuk mobil-mobil made in Europe.
Namun AS ternyata tetap melakukan investigasi terhadap impor mobil dan suku cadangnya yang berisiko mengganggu industri dalam negeri. Rekomendasi Kementerian Perdagangan AS adalah perlu dikenakan bea masuk sampai 25% terhadap impor mobil dan suku cadang demi kepentingan nasional.
Isu friksi dagang AS-Uni Eropa bisa menjadi sentimen negatif di pasar. Perang dagang dalam skala global masih bisa terjadi, dan pertumbuhan ekonomi menjadi taruhannya.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Kedua tentu perkembangan perang dagang AS vs China. Pernyataan Kudlow yang melegakan kembali memberi harapan datangnya damai dagang.
Prospek damai dagang sudah terbukti ampuh membuat Wall Street menghijau. Semoga hal serupa dapat dirasakan di Asia, termasuk Indonesia.
Ketiga, walau hubungan AS-China kini kembali ke mode damai dagang, tetapi tidak dengan negara lainnya. Media Jerman Wirtschaftswoche melaporkan AS akan menerapkan bea masuk bagi impor mobil asal Uni Eropa.
"Trump kemungkinan akan menentukan kebijakan bea masuk ini paling cepat pekan depan setelah KTT G20 di Buenos Aires," ungkap seorang sumber di lingkungan pemerintahan Uni Eropa. Brussel menolak berkomentar mengenai laporan Wirtschaftswoche, tetapi tidak memberi bantahan.
Padahal beberapa bulan lalu Trump sudah membuat kesepakatan dengan Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker. Benua Biru sepakat untuk mengimpor lebih banyak produk AS (salah satunya gas alam) dan Negeri Adidaya tidak akan menerapkan bea masuk untuk mobil-mobil made in Europe.
Namun AS ternyata tetap melakukan investigasi terhadap impor mobil dan suku cadangnya yang berisiko mengganggu industri dalam negeri. Rekomendasi Kementerian Perdagangan AS adalah perlu dikenakan bea masuk sampai 25% terhadap impor mobil dan suku cadang demi kepentingan nasional.
Isu friksi dagang AS-Uni Eropa bisa menjadi sentimen negatif di pasar. Perang dagang dalam skala global masih bisa terjadi, dan pertumbuhan ekonomi menjadi taruhannya.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Pages
Most Popular