Newsletter

Neraca Dagang, Bunga Acuan, Brexit, Harga Minyak, Alamak...

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 November 2018 05:53
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu Wall Street yang yang 'terpeleset'. Dikhawatirkan merahnya Wall Street menjadi perusak mood investor di pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia. 

Kedua adalah nilai tukar dolar AS yang berpotensi masih akan tertekan. Pada pukul 04:53 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) melemah 0,09%. 

Kabar baik seputar Brexit lagi-lagi membuat greenback mundur teratur. Kabinet Inggris sepakat untuk menggolkan rancangan poin-poin kesepakatan perpisahan dengan Uni Eropa. 

"Keputusan kolektif hari ini adalah kabinet menyepakati draft perjanjian pengunduran diri. Saya percaya dengan kepala dan hati saya bahwa keputusan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan Inggris," kata PM May dalam pengumuman seusai rapat kabinet. 

Draft ini akan segera dikirimkan ke parlemen untuk mendapatkan persetujuan. Setelah rampung di kabinet, kini May harus meyakinkan parlemen. Bukan tugas yang ringan, karena oposisi juga punya suara kuat di parlemen. 

Saat ini Partai Konservatif pendukung pemerintah punya 316 kursi di parlemen, ditambah Partai Demokrat dan Persatuan yang memiliki 10 kursi. Sementara di pihak oposisi, ada Partai Buruh dengan 259 kursi, Partai Nasional Skotlandia 35 kursi, Liberal Demokrat 12 kursi, Sinn Fein 7 kursi, Plaid Cymru 4 kursi, Partai Hijau 1 kursi, dan pihak independen 5 kursi. 

Namun lolosnya draft kesepakatan Brexit di level kabinet membuat satu tugas besar sudah selesai. Ini sudah cukup menciptakan euforia di pasar sehingga risk appetite kembali membuncah. Aset aman (safe haven) seperti dolar AS pun ditinggalkan. 

Sentimen ketiga adalah harga minyak, yang kemarin sempat turun sampai ke kisaran 7%. Saat ini, harga si emas hitam mulai terkerek naik. Pada pukul 05:09 WIB, harga minyak jenis brent naik 0,66% dan light sweet bertambah 0,57%. 

Pendorong harga komoditas ini adalah rencana Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi sampai 1,4 juta barel/hari. Pasalnya OPEC menilai pasokan minyak memang berlebih.  

Dalam laporan edisi November 2018, OPEC memperkirakan permintaan minyak dunia pada 2019 naik 1,29 juta barel/hari menjadi 31,54 juta barel/hari. Sedangkan produksi minyak tahun depan diperkirakan naik 127.000 barel/hari menjadi 32,9 juta barel/hari. Artinya ada potensi kelebihan pasokan (over supply) sebesar 1,36 juta barel/hari. 

"Saya yakin mengurangi produksi 1,4 juta barel/hari adalah yang paling masuk akal," ujar seorang sumber di OPEC kepada Reuters. 

Kenaikan harga minyak mungkin menjadi kabar baik bagi IHSG, karena saham-saham energi akan lebih mendapat apresiasi. Namun bagi rupiah, ini bukan berita gembira karena dapat membuat biaya impor migas membengkak. Neraca perdagangan dan transaksi berjalan akan semakin terbeban. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular