Newsletter

Cermati Pemilu Sela di AS Sampai Penurunan Keyakinan Konsumen

Hidayat Setiaji & Yazid Muamar & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
06 November 2018 05:35
Jelang Pemilihan Sela, Investor Pilih Main Aman
Perdagangan Saham di Wall Street (REUTERS/Brendan McDermid)
Dari Wall Street, tiga indeks utama ditutup di variatif cenderung menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,76%, S&P 500 menguat 0,61%, tetapi Nasdaq Composite melemah 0,42%. 

Saham-saham defensif seperti sektor barang konsumsi, energi, dan industri menjadi pilihan investor. Ketiga indeks saham tersebut masing-masing menguat 1,34%, 1,21%, dan 0,66% di DJIA. 

Penyebabnya adalah investor sepertinya mulai bermain aman jelang pemilihan sela (mid term election) di Negeri Paman Sam, Selasa waktu setempat. Ada kemungkinan Partai Demokrat akan menguasai Kongres, mengubah peta kekuatan politik AS. Namun Partai Republik akan terus 'mengawal' Presiden Donald Trump dengan kekuatan mayoritas di Senat. 

Goldman Sachs menyebutkan ada dua skenario ekstrem. Pertama adalah Partai Demokrat mengambil alih kekuatan mayoritas di Kongres dan Senat. Kedua, Partai Republik tetap mempertahankan dominasi di Kongres dan Senat. 

Skenario pertama akan berimbas ke ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih lambat, karena kebijakan ekspansif dari Presiden Trump akan mendapat blokade di parlemen. Yield obligasi AS akan turun dan dolar AS berpotensi melemah. 

Sementara skenario kedua diperkirakan membuat ekonomi AS tumbuh semakin kencang karena kebijakan Trump akan melenggang mulus tanpa hambatan berarti. Yield obligasi AS akan kembali menanjak dan dolar AS bakal terus menguat.  

Oleh karena itu, investor lebih memilih tidak mengambil risiko dan menunggu seperti apa perpolitikan AS nantinya. Sebab peta politik AS akan mempengaruhi kinerja ekonomi negara tersebut. 

Sedangkan koreksi yang dialami Nasdaq bisa ditebak, tentu ada pelemahan di saham-saham terkait teknologi. Penyebabnya adalah saham Apple, yang amblas 2,84%. 

Harian Nikkei melaporkan, Apple sudah memberitahukan kepada para pemasoknya yaitu Foxconn dan Pegatron untuk menunda tambahan produksi iPhone XR. Permintaan yang lesu membuat Apple terpaksa menempuh langkah ini. 

"Foxconn diberi tahu bahwa mereka cukup menggunakan 45 jalur perakitan seperti sekarang, belum ada kebutuhan untuk menaikkannya menjadi 60. Pelanggan besar mereka mengatakan tidak perlu memproduksi sebanyak itu," ungkap seorang sumber kepada Nikkei, dikutip dari Reuters. 

Koreksi saham Apple menarik saham-saham berbasis teknologi lainnya. Facebook anjlok 1,11%, Amazon jeblok 2,26%, dan Alphabet (induk usaha Google) amblas 1,47%. Hasilnya jelas, Nasdaq menjadi satu-satunya indeks utama yang terjebak di zona merah. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular