
Newsletter
Waspadai Kasus Khasshogi Sampai Defisit Current Account
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
24 October 2018 06:06

Untuk perdagangan hari ini, pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu saja Wall Street yang melemah. Dikhawatirkan koreksi Wall Street menular ke Asia, termasuk Indonesia.
Kedua adalah perkembangan hubungan AS-Arab Saudi terkait tewasnya Khasshogi. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa pembunuhan Khasshogi merupakan upaya terencana.
"Intelijen dan aparat keamanan memiliki bukti bahwa pembunuhan ini sudah direncanakan. Arab Saudi sudah mengakui bahwa Khasshogi tewas terbunuh, dan sekarang kita semua berharap pengungkapan terhadap semua yang terlibat dari atas sampai bawah dan mereka harus menerima ganjaran. Dari orang yang memerintahkan, melakukan, semua harus bertanggung jawab," jelas Erdogan dalam pidato di parlemen, mengutip Reuters.
Trump pun sepertinya semakin menunjukkan kekecewaan dan kemarahan kepada Arab Saudi. Setelah pidato Erdogan, Trump menyatakan bahwa Arab Saudi mencoba menutupi kasus Khasshogi dengan buruk.
"Konsep awalnya sangat jelek, pelaksanaannya buruk, dan cara menutupinya juga salah satu yang paling payah sepanjang sejarah," tegas Trump kepada para jurnalis di Oval Office, dikutip dari Reuters.
"Keputusan buruk, semestinya tidak pernah terpikirkan. Seseorang pasti sedang kacau dan mereka menutupinya dengan buruk sekali," sambungnya.
AS pun berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. Wakil Presiden Mike Pence mengatakan hal ini tidak akan lolos dari pandangan Negeri Adidaya.
"Saya ingin memastikan kepada rakyat AS bahwa kami akan mengusutnya sampai tuntas. Pembunuhan brutal terhadap seorang jurnalis, seorang yang tidak berdosa, tidak akan luput dari respons AS dan saya harap dunia juga demikian," kata Pence, mengutip Reuters.
Masih panasnya tensi geopolitik AS-Saudi berpotensi menekan pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebab dalam situasi penuh ketidakpastian, investor akan lebih nyaman memegang aset safe haven seperti dolar AS atau emas.
(aji/aji)
Kedua adalah perkembangan hubungan AS-Arab Saudi terkait tewasnya Khasshogi. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa pembunuhan Khasshogi merupakan upaya terencana.
"Intelijen dan aparat keamanan memiliki bukti bahwa pembunuhan ini sudah direncanakan. Arab Saudi sudah mengakui bahwa Khasshogi tewas terbunuh, dan sekarang kita semua berharap pengungkapan terhadap semua yang terlibat dari atas sampai bawah dan mereka harus menerima ganjaran. Dari orang yang memerintahkan, melakukan, semua harus bertanggung jawab," jelas Erdogan dalam pidato di parlemen, mengutip Reuters.
Trump pun sepertinya semakin menunjukkan kekecewaan dan kemarahan kepada Arab Saudi. Setelah pidato Erdogan, Trump menyatakan bahwa Arab Saudi mencoba menutupi kasus Khasshogi dengan buruk.
"Konsep awalnya sangat jelek, pelaksanaannya buruk, dan cara menutupinya juga salah satu yang paling payah sepanjang sejarah," tegas Trump kepada para jurnalis di Oval Office, dikutip dari Reuters.
"Keputusan buruk, semestinya tidak pernah terpikirkan. Seseorang pasti sedang kacau dan mereka menutupinya dengan buruk sekali," sambungnya.
AS pun berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. Wakil Presiden Mike Pence mengatakan hal ini tidak akan lolos dari pandangan Negeri Adidaya.
"Saya ingin memastikan kepada rakyat AS bahwa kami akan mengusutnya sampai tuntas. Pembunuhan brutal terhadap seorang jurnalis, seorang yang tidak berdosa, tidak akan luput dari respons AS dan saya harap dunia juga demikian," kata Pence, mengutip Reuters.
Masih panasnya tensi geopolitik AS-Saudi berpotensi menekan pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebab dalam situasi penuh ketidakpastian, investor akan lebih nyaman memegang aset safe haven seperti dolar AS atau emas.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular