
Newsletter
Cermati Pengumuman Suku Bunga Acuan
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 October 2018 05:45

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya perkembangan di Wall Street yang meski variatif tetapi cenderung merah. Virus koreksi Wall Street bisa saja menular sampai ke Asia, tidak terkecuali Indonesia.
Sentimen kedua adalah nilai tukar dolar AS yang sepertinya mulai bangkit setelah kemarin seharian nyungsep. Dollar Index, yang menakar posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia, menguat 0,34% pada pukul 04:37 WIB.
Investor kembali berburu dolar AS setelah melihat ada risiko di Inggris. Seperti biasa, proses perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) masih berliku.
Isu yang masih mengganjal masih seputar wilayah kepabeanan di Irlandia Utara. Perdana Menteri Inggris Theresa May menyatakan, sebagian besar poin Brexit sudah disepakati tetapi ada satu yang paling mengganjal yaitu masalah wilayah kepabeanan itu.
Uni Eopa ingin Irlandia Utara tetap masuk wilayah kepabeanan mereka, sementara Inggris meminta tidak ada pemeriksaan pabean. May pun mengusulkan dua opsi yaitu penerapan masa transisi dan pembentukan pabean ganda Inggris-Uni Eropa.
Dengan waktu yang tersisa 5 bulan sebelum Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa, masih ada hambatan yang belum terselesaikan. Jika tidak ada kesepakatan alias no deal, Inggris harus bersiap dengan konsekuensi sulit berdagang dengan negara lain di Eropa Kontinental.
Deadlock proses Brexit ini menciptakan ketidakpastian bagi pelaku pasar. Oleh karena itu, investor lagi-lagi dipaksa bermain aman dengan mengoleksi dolar AS. Mata uang ini menjadi semakin kuat dan bukan kabar gembira buat rupiah dan IHSG.
(aji/aji)
Sentimen kedua adalah nilai tukar dolar AS yang sepertinya mulai bangkit setelah kemarin seharian nyungsep. Dollar Index, yang menakar posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia, menguat 0,34% pada pukul 04:37 WIB.
Investor kembali berburu dolar AS setelah melihat ada risiko di Inggris. Seperti biasa, proses perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) masih berliku.
Isu yang masih mengganjal masih seputar wilayah kepabeanan di Irlandia Utara. Perdana Menteri Inggris Theresa May menyatakan, sebagian besar poin Brexit sudah disepakati tetapi ada satu yang paling mengganjal yaitu masalah wilayah kepabeanan itu.
Uni Eopa ingin Irlandia Utara tetap masuk wilayah kepabeanan mereka, sementara Inggris meminta tidak ada pemeriksaan pabean. May pun mengusulkan dua opsi yaitu penerapan masa transisi dan pembentukan pabean ganda Inggris-Uni Eropa.
Dengan waktu yang tersisa 5 bulan sebelum Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa, masih ada hambatan yang belum terselesaikan. Jika tidak ada kesepakatan alias no deal, Inggris harus bersiap dengan konsekuensi sulit berdagang dengan negara lain di Eropa Kontinental.
Deadlock proses Brexit ini menciptakan ketidakpastian bagi pelaku pasar. Oleh karena itu, investor lagi-lagi dipaksa bermain aman dengan mengoleksi dolar AS. Mata uang ini menjadi semakin kuat dan bukan kabar gembira buat rupiah dan IHSG.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular