
Newsletter
Cermati Pengumuman Suku Bunga Acuan
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 October 2018 05:45

Dari Wall Street, tiga indeks utama ditutup variatif di perdagangan perdana pekan ini. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,5%, S&P 500 melemah 0,43%, tetapi Nasdaq Composite bertambah 0,48%.
Saham-saham energi jadi pemberat beban Wall Street. Indeks sektor energi di S&P 500 anjlok 1,09%.
Emiten penyedia jasa migas Halliburton amblas 3,04% karena proyeksi yang suram. Pada kuartal IV-2018, perseroan memperkirakan laba per saham (Earnings per Share/EPS) adalah US$ 37-40 sen. Di bawah konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv yaitu US$ 49 sen, dan di bawah pencapaian kuartal III-2018 yaitu US$ 50 sen.
Saham pesaing Halliburton Schlumberger NV, juga jatuh 2,84%. Sama seperti Halliburton, Schlumberger juga melihat ada tantangan pada kuartal IV-2018.
"Pasar Amerika Utara berubah cukup cepat. Beberapa pelanggan utama tidak lagi menggunakan fracturing fleet hidrolik pada akhir tahun ini," kata Paal Kibsgaard, CEO Schlumberger.
Selain itu, pelaku pasar di juga semakin konservatif bin hati-hati karena AS sudah semakin dekat ke pemilu sela yang akan berlangsung pada 6 November. Investor memilih wait and see, melihat dan menunggu ke mana arah politik Negeri Paman Sam.
"Investor melihat saat ini banyak angin yang menerjang. Situasinya akan tetap seperti ini setidaknya sampai pemilihan sela. Akan sulit untuk melihat kenaikan, arahnya lebih ke melemah," tegas Alan Lancz, Presiden Alan B Lancz & Associates Inc, sebuah firma konsultan investasi yang berbasis di Ohio, seperti dikutip Reuters.
Namun Nasdaq masih bisa finis di jalur hijau karena penguatan saham-saham teknologi. Investor tengah bersemangat menantikan rilis kinerja keuangan raksasa-raksasa teknologi yang diumumkan pekan ini yaitu Amazon dan Alphabet (induk usaha Google). Saham Amazon melesat 1,43% sementara Alphabet naik 0,56%.
(aji/aji)
Saham-saham energi jadi pemberat beban Wall Street. Indeks sektor energi di S&P 500 anjlok 1,09%.
Emiten penyedia jasa migas Halliburton amblas 3,04% karena proyeksi yang suram. Pada kuartal IV-2018, perseroan memperkirakan laba per saham (Earnings per Share/EPS) adalah US$ 37-40 sen. Di bawah konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv yaitu US$ 49 sen, dan di bawah pencapaian kuartal III-2018 yaitu US$ 50 sen.
Saham pesaing Halliburton Schlumberger NV, juga jatuh 2,84%. Sama seperti Halliburton, Schlumberger juga melihat ada tantangan pada kuartal IV-2018.
"Pasar Amerika Utara berubah cukup cepat. Beberapa pelanggan utama tidak lagi menggunakan fracturing fleet hidrolik pada akhir tahun ini," kata Paal Kibsgaard, CEO Schlumberger.
Selain itu, pelaku pasar di juga semakin konservatif bin hati-hati karena AS sudah semakin dekat ke pemilu sela yang akan berlangsung pada 6 November. Investor memilih wait and see, melihat dan menunggu ke mana arah politik Negeri Paman Sam.
"Investor melihat saat ini banyak angin yang menerjang. Situasinya akan tetap seperti ini setidaknya sampai pemilihan sela. Akan sulit untuk melihat kenaikan, arahnya lebih ke melemah," tegas Alan Lancz, Presiden Alan B Lancz & Associates Inc, sebuah firma konsultan investasi yang berbasis di Ohio, seperti dikutip Reuters.
Namun Nasdaq masih bisa finis di jalur hijau karena penguatan saham-saham teknologi. Investor tengah bersemangat menantikan rilis kinerja keuangan raksasa-raksasa teknologi yang diumumkan pekan ini yaitu Amazon dan Alphabet (induk usaha Google). Saham Amazon melesat 1,43% sementara Alphabet naik 0,56%.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular