Newsletter

IMF Belum Berhasil Mengetuk Pintu Hati Trump

Hidayat Setiaji & Yazid Muamar & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
10 October 2018 06:16
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu hasil dari Wall Street yang kurang oke. Dikhawatirkan Wall Street yang cenderung merah akan menular ke bursa saham Asia, tidak terkecuali IHSG. 

Kedua adalah nilai tukar dolar AS yang pagi ini melemah. Pada pukul 05:16 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama) melemah 0,09%. 

Pelemahan ini terjadi seiring koreksi yield obligasi. Pada pukul 05:17 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 3,2063% atau turun 2,07 basis poin dibandingkan akhir pekan lalu. Awal pekan ini, pasar obligasi AS tutup memperingati hari penemuan Benua Amerika oleh Christopher Colombus (Colombus Day). 

Arus modal yang masuk ke pasar obligasi hari ini sukses menaikkan harga dan menekan yield ke bawah. Dari lelang obligasi pemerintah AS, untuk tenor 4 pekan jumlah yang dimenangkan adalah US$ 40 miliar atau sesuai target. Tenor 13 tahun juga sesuai target indikatif yang sebesar US$ 48 miliar. 

Sementara untuk tenor 26 pekan, jumlah yang dimenangkan juga sama dengan target yaitu US$ 42 miliar. Sedangkan untuk tenor 52 pekan pun sejalan dengan target sebesar US$ 26 miliar.  

Penurunan yield adalah pertanda bearish bagi greenback. Sebab yield yang turun di pasar sekunder akan membuat kupon di penerbitan berikutnya berpotensi turun sehingga menyurutkan minat untuk masuk ke pasar obligasi. Jika minat terhadap obligasi AS turun, maka kebutuhan greenback pun terbatas sehingga nilainya menjadi lebih murah. 

Namun jelang lelang obligasi tenor jangka panjang pada 10 Oktober waktu AS, investor biasanya kembali melakukan aksi lepas untuk menekan harga dan menaikkan yield. Oleh karena itu, ada kemungkinan yield kembali bergerak naik jelang lelang obligasi tenor 3 dan 10 tahun. 

Jadi, meski saat ini dolar AS lesu tetapi investor tetap harus waspada. Ada potensi yield obligasi kembali terangkat sehingga menjadi sinyal bullish buat dolar AS. Apabila ini terjadi, maka rupiah sepertinya harus siap melemah 8 hari perdagangan berturut-turut. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular