Newsletter

IMF Belum Berhasil Mengetuk Pintu Hati Trump

Hidayat Setiaji & Yazid Muamar & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
10 October 2018 06:16
Perang Dagang Bebani Wall Street
Ilustrasi Perdagangan di Wall Street (REUTERS/Brendan McDermid)
Dari Wall Street, tiga indeks utama ditutup variatif cenderung lesu. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,21%, S&P 500 turun 0,14%, tetapi Nasdaq Composite mampu menguat 0,26%.

Sama seperti bursa Asia, proyeksi IMF juga jadi pemberat Wall Street. Pesimisme IMF menular ke pelaku pasar. 

"Pertumbuhan ekonomi AS akan melambat begitu dampak stimulus fiskal mereda. Kami menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS karena pengenaan bea masuk terhadap banyak sekali produk China, dan China juga melakukan pembalasan dengan kebijakan serupa," papar Obstfeld. 

Untuk 2019, IMF memperkirakan ekonomi AS tumbuh 2,5%. Lebih lambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 2,7%. IMF kini menyatakan bahwa perekonomian global memang lebih condong ke arah melambat (downside). 

"Kita banyak sekali mendengar kabar buruk. Kami menilai kabar buruk yang datang akan semakin banyak," ujar Obstfeld. 

Saham-saham emiten yang mengandalkan China sebagai pasar ekspor utama mengalami koreksi tajam misalnya Caterpillar (-2,54%) atau 3M (-1,84%). Indeks saham industri pun anjlok 1,4%. 

Sementara Nasdaq yang mampu finis di zona hijau terbantu oleh kenaikan harga saham-saham teknologi. Harga saham Apple hari ini ditutup melonjak 1,39%, Microsoft lompat 1,27%, dan Verizon melejit 1,05%. 

Meski China juga memberlakukan bea masuk terhadap ribuan barang made in USA, tetapi produk Apple adalah pengecualian. Investor mensyukuri hal ini dengan memborong saham produsen iPhone tersebut sehingga harganya naik signifikan. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular