Newsletter

Duh, Data Ekonomi AS Kinclong Lagi...

Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 October 2018 05:25
Yiel Obligasi Naik, Wall Street Turun
Ilustrasi Perdagangan di Wall Street (REUTERS/Andrew Kelly)
Dari Wall Street, tiga indeks utama kompak berakhir di jalur merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,75%, S&P 500 terkoreksi 0,82%, dan Nasdaq Composite anjlok 1,93%. 

Tekanan di bursa saham New York hadir seiring kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Untuk tenor 10 tahun, yield obligasi pemerintah AS pada pukul 04:13 WIB tercatat 3,187%. Ini merupakan titik tertinggi sejak 2011 atau 7 tahun lalu. 

Di AS, kenaikan yield adalah pertanda ada peningkatan ekspektasi inflasi. Oleh karena itu, biasanya kenaikan yield menjadi sentimen bullish bagi dolar AS. 

Apabila ada pertanda potensi tekanan inflasi, maka The Fed tentu tidak akan tinggal diam. The Fed pasti akan merespons, dan semakin besar alasan bagi Jerome Powell dan sejawat untuk menaikkan suku bunga acuan. Tanpa kenaikan Federal Fund Rate, ekspektasi inflasi tidak akan terjangkar sehingga bergerak liar. 

Saham bukanlah instrumen yang dapat bekerja optimal dalam lingkungan suku bunga tinggi. Kabar kenaikan suku bunga acuan adalah sentimen negatif bagi bursa saham, tidak terkecuali di Wall Street. 

Pelaku pasar kini menantikan data angka pengangguran AS periode September 2018 yang akan dirilis malam ini waktu Indonesia. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan angka pengangguran AS di 3,8%. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 3,9%. 

NEXT

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular