Newsletter

Perang Dagang Masih Dominan, Ke Mana Arah Angin Hari Ini?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 September 2018 05:28
Menganut Filosofi Jawa, Wall Street Mampu Menguat
Ilustrasi Perdagangan di Wall Street (REUTERS/Lucas Jackson)
Dari Wall Street, tiga indeks utama berakhir menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,71%, S&P 500 bertambah 0,54%, dan Nasdaq Composite surplus 0,8%. 

Padahal api perang dagang terasa semakin panas. China memutuskan untuk membalas kebijakan AS dengan membebankan bea masuk 10% untuk importasi produk made in USA senilai 60 miliar, berlaku mulai 24 September.  

"China terpaksa untuk merespons kebijakan AS yang proteksionistik. Kami tidak punya pilihan selain merespons dengan bea masuk," tegas pernyataan Kementerian Keuangan China, dikutip dari Reuters. 

Ada 5.207 produk AS yang masuk daftar kena bea masuk baru ini. Mulai dari gas alam cair (LNG), pesawat terbang, bubuk kakao, sampai sayuran beku. 

"Presiden Trump adalah pebisnis yang keras. Dia mencoba menekan China agar mendapatkan manfaat saat bernegosiasi. Saya rasa itu tidak akan berhasil terhadap China," kata Fang Xinghai, Wakil Ketua Regulator Pasar Modal China, dikutip dari Reuters. 

Dengan kenaikan tensi perang dagang, rencana perundingan dagang AS-China menjadi samar-samar. Pekan lalu, AS dan China sudah mengonfirmasi akan ada pertemuan membahas isu-isu perdagangan meski waktu dan tempatnya belum ditentukan. Namun kini China sedang meninjau kembali apakah mereka perlu mengirimkan delegasi pada pertemuan tersebut, menurut seorang sumber di lingkaran dalam pemerintahan, dikutip dari South China Morning Post.

Menurut Fang, China sebenarnya berharap bisa duduk dan berdialog dengan AS. Namun bea masuk baru yang diterapkan AS sudah meracuni suasana. 

Meski penuh 'racun', tetapi ternyata Wall Street bisa bertahan. Mungkin investor di bursa saham New York seperti orang Jawa, selalu melihat ada sisi positif dari sebuah bencana. 

Untung bea masuk yang dikenakan Trump hanya 10%, bukan 25% seperti yang ramai diberitakan sebelumnya. Untung produk-produk Apple yang dibuat di China tidak masuk daftar barang kena bea masuk. Seperti orang Jawa bukan? 

Saham Apple mampu menguat 0,16% kala penutupan perdagangan. Kenaikan harga saham Apple mendongkrak saham-saham teknologi lainnya, seperti Amazon (+1,73), Netflix (+4,94%), Alphabet (+0,63%), Twitter (+1,25%), Intel (+1,49%), sampai Microsoft (+0,95%). Tidak heran indeks Nasdaq mengalami kenaikan paling signifikan di Wall Street. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular