Newsletter

Tema Pasar Hari Ini: Perdagangan

Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 September 2018 05:15
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Foto: Ilustrasi aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar juga perlu mencermati rilis data perdagangan internasional periode Agustus 2018.  Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekspor pada Agustus adalah 12,55% year-on-year (YoY) sedangkan impor tumbuh 26,55% YoY. Ini menyebabkan neraca perdagangan mengalami defisit US$ 540 juta.

(Terdapat pembaruan dalam pembentukan konsensus pasar CNBC Indonesia, di mana defisit perdagangan diperkirakan lebih dalam. Silakan simak pembaruannya di tautan ini). 

Perkiraan defisit perdagangan Agustus jauh lebih dangkal ketimbang Juli yang mencapai US$ 2,03 miliar. Kala itu, ekspor tumbuh 19,33% YoY sementara impor melonjak 31,56% YoY. 

Jika defisit perdagangan jauh lebih parah ketimbang ekspektasi, maka siap-siap saja pasar keuangan dalam negeri dibayangi aksi jual. Sebab, defisit neraca perdagangan akan mengancam transaksi berjalan (current account). 

Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan mencatat defisit yang cukup dalam yaitu 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Bila neraca perdagangan Agustus mengalami defisit yang dalam, maka kemungkinan transaksi berjalan pada kuartal III-2018 akan bernasib serupa dengan kuartal sebelumnya. 

Transaksi berjalan menggambarkan devisa yang masuk ke sebuah negara dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa. Devisa dari sektor ini lebih bisa diandalkan karena relatif lebih bertahan lama (sustain) ketimbang hot money di pasar keuangan. 

Oleh karena itu, transaksi berjalan menjadi indikator utama kekuatan nilai tukar suatu mata uang. Saat transaksi berjalan menderita defisit, maka boleh dibilang tidak ada pijakan bagi mata uang tersebut untuk menguat karena saat ini aliran modal di sektor keuangan tersedot ke Negeri Adidaya. 

Ketika investor melihat ada prospek transaksi berjalan Indonesia kembali defisit pada kuartal III-2018, maka nasib rupiah pun jadi sorotan. Rupiah akan sulit menguat jika transaksi berjalan kembali defisit, sehingga tekanan jual akan melanda rupiah dan instrumen berbasis mata uang ini. Investor mana yang mau memegang aset yang nilainya kemungkinan besar akan turun? 

Pelaku pasar sepertinya memang perlu mencermati data perdagangan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut. Sebab data ini akan mempengaruhi nasib rupiah ke depan. 

Perdagangan kemungkinan bakal menjadi tema di pasar keuangan hari ini. Baik itu risiko meningginya tensi friksi dagang AS-China maupun rilis data perdagangan internasional Indonesia. Kedua isu ini akan menjadi penentu arah pergerakan pasar. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular