
Newsletter
Selamat Tahun Baru Hijriah! Setelah Libur, Mau ke Mana IHSG?
Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 September 2018 05:53

Sentimen ketiga adalah masih adanya potensi penguatan dolar AS. Pasalnya, data-data ekonomi AS masih terus membawa berita positif.
Pembukaan lapangan kerja (Job Openings and Labor Turnover Summary/JOLTS) periode Juli 2018 tercatat 6,94 juta, yang merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah. Capaian tersebut mampu melampaui ekspektasi pasar sebesar 6,68 juta.
Data ini bisa semakin mengonfirmasi bahwa The Federal Reserve/The Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan ini. Berdasarkan CME Fedwatch, kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 2-2,25% pada rapat 26 September mencapai 98,4%.
Kenaikan suku bunga ditempuh untuk mengerem laju perekonomian AS yang semakin kencang agar tidak terjadi overheating. Meski tujuannya untuk mengerem laju pertumbuhan ekonomi, tetapi kenaikan suku bunga acuan punya dampak lain yaitu menarik arus modal.
Saat suku bunga naik, imbalan investasi (terutama di instrumen berpendapatan tetap) akan naik sehingga menarik minat investor. Akibatnya, arus modal berkerumun di sekitar dolar AS dan instrumen berbasis mata uang tersebut.
Harga greenback pun semakin mahal karena banyak peminat. Dolar AS yang menguat bakal menekan mata uang lain, bukan tidak mungkin rupiah menjadi salah satu korbannya.
Sentimen keempat adalah dari dalam negeri yaitu rilis data penjualan ritel. Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan ritel periode Juli 2018 tumbuh 2,9% secara year-on-year (YoY). Lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yaitu 2,3% YoY, apalagi periode yang sama pada 2017 yang terkontraksi -3,3% YoY.
Menurut BI. pertumbuhan penjualan ritel Juli 2018 terbantu oleh musim tahun ajaran baru serta dampak dari pencairan gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pensiunan. Faktor itu ternyata sangat membantu daya beli masyarakat sehingga tidak terlalu anjlok selepas Ramadan-Idul Fitri.
Data ini bisa menjadi sentimen positif bagi saham-saham barang konsumsi, karena membuktikan bahwa daya beli masyarakat yang terus tumbuh. Sentimen positif bagi sektor barang konsumsi diharapkan bisa menular kepada IHSG secara keseluruhan.
(aji/aji)
Pembukaan lapangan kerja (Job Openings and Labor Turnover Summary/JOLTS) periode Juli 2018 tercatat 6,94 juta, yang merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah. Capaian tersebut mampu melampaui ekspektasi pasar sebesar 6,68 juta.
Data ini bisa semakin mengonfirmasi bahwa The Federal Reserve/The Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan ini. Berdasarkan CME Fedwatch, kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 2-2,25% pada rapat 26 September mencapai 98,4%.
Kenaikan suku bunga ditempuh untuk mengerem laju perekonomian AS yang semakin kencang agar tidak terjadi overheating. Meski tujuannya untuk mengerem laju pertumbuhan ekonomi, tetapi kenaikan suku bunga acuan punya dampak lain yaitu menarik arus modal.
Saat suku bunga naik, imbalan investasi (terutama di instrumen berpendapatan tetap) akan naik sehingga menarik minat investor. Akibatnya, arus modal berkerumun di sekitar dolar AS dan instrumen berbasis mata uang tersebut.
Harga greenback pun semakin mahal karena banyak peminat. Dolar AS yang menguat bakal menekan mata uang lain, bukan tidak mungkin rupiah menjadi salah satu korbannya.
Sentimen keempat adalah dari dalam negeri yaitu rilis data penjualan ritel. Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan ritel periode Juli 2018 tumbuh 2,9% secara year-on-year (YoY). Lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yaitu 2,3% YoY, apalagi periode yang sama pada 2017 yang terkontraksi -3,3% YoY.
Menurut BI. pertumbuhan penjualan ritel Juli 2018 terbantu oleh musim tahun ajaran baru serta dampak dari pencairan gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pensiunan. Faktor itu ternyata sangat membantu daya beli masyarakat sehingga tidak terlalu anjlok selepas Ramadan-Idul Fitri.
Data ini bisa menjadi sentimen positif bagi saham-saham barang konsumsi, karena membuktikan bahwa daya beli masyarakat yang terus tumbuh. Sentimen positif bagi sektor barang konsumsi diharapkan bisa menular kepada IHSG secara keseluruhan.
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Most Popular