
Newsletter
Dapat Tambahan Gula, Dolar AS Siap Menggila
Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 September 2018 06:01

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya kinerja Wall Street yang kurang oke pada akhir pekan lalu. Dikhawatirkan ini menular ke bursa saham Asia, termasuk Indonesia.
Kedua dolar AS sepertinya berpotensi menguat pada perdagangan hari ini. Greenback bakal mendapat tambahan gula dari data ketenagakerjaan AS yang positif. Seperti anak kecil yang mengalami sugar rush, dolar AS kemungkinan akan menggila.
Pada Agustus 2018, angka pengangguran AS memang tetap di 3,9% seperti bulan sebelumnya. Namun, upah per jam rata-rata meningkat 0,4% secara month-to-month (MtM). Peningkatan sebesar itu merupakan yang tertinggi pada tahun ini, sekaligus mampu melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan peningkatan 0,2% MtM.
Adapun YoY, upah per jam rata-rata di bulan lalu meningkat 2,9%. Capaian itu juga mampu melampaui konsensus yang dihimpun Reuters, yaitu 2,7%. Secara historis, peningkatan tahunan itu merupakan yang tertinggi sejak Juni 2009.
Kemudian, lapangan kerja non-pertanian AS per Agustus bertambah 201.000. Jauh melampaui konsensus pasar sebesar 191.000.
Data-data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam yang solid tersebut membuat potensi kenaikan suku bunga acuan pada rapat The Fed bulan ini semakin besar. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga acuan menjadi 2-2,25% pada rapat 26 September mendatang adalah 98,4%.
Tidak selesai sampai di situ, The Fed juga diperkirakan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan Desember dengan kemungkinan 75%. Artinya, The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali.
Didorong kabar kenaikan suku bunga, dolar AS berpotensi jumawa. Sebab, kenaikan suku bunga akan membuat arus modal berkerumun di sekitar greenback, karena investor berharap kenaikan imbalan investasi. Aksi borong terhadap dolar AS dan instrumen berbasis mata uang tersebut kemungkinan membuat mata uang lain bakal tertekan, tidak terkecuali rupiah.
(aji/aji)
Kedua dolar AS sepertinya berpotensi menguat pada perdagangan hari ini. Greenback bakal mendapat tambahan gula dari data ketenagakerjaan AS yang positif. Seperti anak kecil yang mengalami sugar rush, dolar AS kemungkinan akan menggila.
Pada Agustus 2018, angka pengangguran AS memang tetap di 3,9% seperti bulan sebelumnya. Namun, upah per jam rata-rata meningkat 0,4% secara month-to-month (MtM). Peningkatan sebesar itu merupakan yang tertinggi pada tahun ini, sekaligus mampu melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan peningkatan 0,2% MtM.
Adapun YoY, upah per jam rata-rata di bulan lalu meningkat 2,9%. Capaian itu juga mampu melampaui konsensus yang dihimpun Reuters, yaitu 2,7%. Secara historis, peningkatan tahunan itu merupakan yang tertinggi sejak Juni 2009.
Kemudian, lapangan kerja non-pertanian AS per Agustus bertambah 201.000. Jauh melampaui konsensus pasar sebesar 191.000.
Data-data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam yang solid tersebut membuat potensi kenaikan suku bunga acuan pada rapat The Fed bulan ini semakin besar. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga acuan menjadi 2-2,25% pada rapat 26 September mendatang adalah 98,4%.
Tidak selesai sampai di situ, The Fed juga diperkirakan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan Desember dengan kemungkinan 75%. Artinya, The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali.
Didorong kabar kenaikan suku bunga, dolar AS berpotensi jumawa. Sebab, kenaikan suku bunga akan membuat arus modal berkerumun di sekitar greenback, karena investor berharap kenaikan imbalan investasi. Aksi borong terhadap dolar AS dan instrumen berbasis mata uang tersebut kemungkinan membuat mata uang lain bakal tertekan, tidak terkecuali rupiah.
(aji/aji)
Pages
Most Popular