Newsletter

Turki Sudah, Argentina Sudah, Sekarang Afrika Selatan

Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 September 2018 06:03
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya kinerja Wall Street yang kurang oke. Dikhawatirkan terpelesetnya Wall Street akan menular ke Asia, termasuk Indonesia. 

Sentimen kedua adalah masih kencangnya laju dolar AS. Pada pukul 05:09 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama) menguat 0,3%. 

Dalam sepekan terakhir, indeks ini sudah menguat 0,75%. Sementara dalam 3 bulan ke belakang penguatannya adalah 1,63%, 6 bulan 6,48%, dan sejak awal tahun mencapai 3,58%. Greenback benar-benar menjelma menjadi monster, sulit ditaklukkan. 

Sentimen perang dagang menjadi penyebab penguatan dolar AS. Saat isu perang dagang mengemuka, pelaku pasar memang lebih nyaman untuk bermain aman, tidak mau mengambil risiko. Aset yang menjadi pelarian investor adalah dolar AS, karena aman dan menjanjikan keuntungan seiring tren kenaikan suku bunga acuan di Negeri Adidaya. 

Selain itu, investor juga masih menyoroti kinerja negara-negara berkembang seperti Indonesia. Negara dengan defisit di transaksi berjalan akan menjalani periode yang berat, karena pos ini benar-benar diteliti oleh pelaku pasar. 

Dari dalam negeri, penguatan dolar AS ditopang oleh rilis data indeks manufaktur ISM yang sebesar 61,3 pada Agustus 2018. Capaian itu mampu mengungguli ekspektasi pasar di angka 57,5, sekaligus menjadi yang tertinggi sejak 2004.  

Artinya, industri manufaktur AS kini semakin ekspansif, dan memberikan sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi masih bisa melesat lebih kencang pada kuartal III-2018. Saat ekonomi AS terus melaju, peluang kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve/The Fed sebanyak empat kali sepanjang tahun ini kembali terbuka lebar. Naiknya suku bunga menjadi perlu dilakukan untuk mencegah perekonomian AS mengalami overheating

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan ini sudah mencapai 99,8%. Kenaikan berikutnya diperkirakan terjadi pada Desember, dengan probabilitas 72,7%. 

Faktor-faktor tersebut akan membuat dolar AS sepertinya masih sulit untuk dihentikan. Greenback kemungkinan masih akan jumawa dan menekan mata uang lainnya, termasuk rupiah.  

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular