
Newsletter
Perang Dagang vs Inflasi, Siapa Menang?
Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 September 2018 05:38

Dari Wall Street, tiga indeks utama mencatatkan penguatan sepanjang pekan lalu. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,67%, S&P 500 menguat 0,93%, dan Nasdaq Composite lompat 2,06%. Senada dengan di Asia, bursa saham New York bergairah karena pernyataan Powell di Jackson Hole serta damai dagang AS-Meksiko.
Namun pada perdagangan akhir pekan, Wall Street agak variatif. DJIA minus 0,09%, S&P 500 naik 0,01%, dan Nasdaq menguat 0,16%.
Akhir pekan lalu, Wall Street dibuat wait and see oleh perundingan dagang AS-Kanada. Setelah AS dan Meksiko mencapai kesepahaman, maka dibutuhkan kepingan puzzle terakhir untuk pembaruan kerangka NAFTA yaitu kesepakatan AS-Kanada.
Sikap investor yang cenderung menunggu dan hari-hati terlihat dari volume perdagangan di Wall Street akhir pekan lalu yang hanya 5,77 miliar saham. Lumayan jauh di bawah rata-rata perdagangan 20 hari terakhir yaitu 6,08 miliar saham.
"Saat volume perdagangan turun, ada sebuah kabar yang sedang menjadi sorotan. Kabar tersebut kemudian meningkatkan volatilitas di pasar," kata Don Steinbrugge, Managing Partner di Agcroft Partner yang berbasis di Virginia, dikutip dari Reuters.
Kebetulan hasil dari pembicaraan AS-Kanada baru keluar setelah pasar ditutup. Wall Street mungkin patut bersyukur karena bisa relatif selamat. Namun sepertinya tidak dengan bursa saham Asia hari ini.
(aji/aji)
Namun pada perdagangan akhir pekan, Wall Street agak variatif. DJIA minus 0,09%, S&P 500 naik 0,01%, dan Nasdaq menguat 0,16%.
Akhir pekan lalu, Wall Street dibuat wait and see oleh perundingan dagang AS-Kanada. Setelah AS dan Meksiko mencapai kesepahaman, maka dibutuhkan kepingan puzzle terakhir untuk pembaruan kerangka NAFTA yaitu kesepakatan AS-Kanada.
Sikap investor yang cenderung menunggu dan hari-hati terlihat dari volume perdagangan di Wall Street akhir pekan lalu yang hanya 5,77 miliar saham. Lumayan jauh di bawah rata-rata perdagangan 20 hari terakhir yaitu 6,08 miliar saham.
"Saat volume perdagangan turun, ada sebuah kabar yang sedang menjadi sorotan. Kabar tersebut kemudian meningkatkan volatilitas di pasar," kata Don Steinbrugge, Managing Partner di Agcroft Partner yang berbasis di Virginia, dikutip dari Reuters.
Kebetulan hasil dari pembicaraan AS-Kanada baru keluar setelah pasar ditutup. Wall Street mungkin patut bersyukur karena bisa relatif selamat. Namun sepertinya tidak dengan bursa saham Asia hari ini.
(aji/aji)
Pages
Most Popular