Newsletter

AS-Kanada Siap 'Gencatan Senjata'?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 August 2018 06:00
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Sentimen ketiga adalah perkembangan nilai tukar dolar AS. Setelah kemarin menguat, saat ini sepertinya dolar AS berbalik defensif. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama, melemah 0,07% pada pukul 05:14 WIB. 

Depresiasi dolar AS disebabkan oleh kembalinya risk appetite pelaku pasar. Tercapainya kesepakatan dagang AS-Meksiko dan kemungkinan juga dengan Kanada membuat investor berani berani mengambil tantangan, tidak sekedar bermain aman. 

Jika situasi ini berlanjut, maka rupiah punya peluang untuk kembali ke jalur positif. Angin sedang tidak berpihak kepada greenback, sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh rupiah. 

Namun perlu dicatat bahwa dolar AS masih punya peluru untuk menguat, yaitu rilis data keyakinan konsumen. Pada Agustus, Indeks Keyakinan Konsumen versi The Conference Board ada di 133,4, mengungguli konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 126,7. Indeks yang di atas 100 menunjukkan konsumen optimistis dengan situasi ekonomi terkini. 

Sebagai informasi, pencapaian Agustus merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2000 atau nyaris 18 tahun. Ini menunjukkan konsumsi di Negeri Adidaya semakin membaik, dan tentunya berdampak kepada pertumbuhan ekonomi. 

Konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 68% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) di AS. Oleh karena itu, peningkatan konsumsi akan sangat berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi. 

Tidak heran The Federal Reserve/The Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal III-2018 bisa mencapai 4,6%. Lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya yaitu 4,1%. 

Artinya, The Fed jadi semakin punya alasan untuk menaikkan suku bunga. Tanpa kenaikan suku bunga, perekonomian AS bisa terus melaju tanpa kendali dan menciptakan overheat

Meski berfungsi untuk mengendalikan perekonomian AS supaya baik jalannya, kenaikan suku bunga acuan punya dampak lain yaitu memancing arus modal. Dengan kenaikan suku bunga, maka imbalan berinvestasi di instrumen-instrumen berbasis dolar AS (terutama yang berpendapatan tetap/fixed income) akan naik. Bagi investor yang selalu mencari cuan, ini tentu sangat menggoda. 

Bila aliran modal yang deras mengalir ke pasar keuangan AS, maka otomatis akan membuat greenback menguat. Dolar AS bisa kembali garang dan siap menerkam berbagai mata uang, termasuk rupiah. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular