Newsletter

Rupiah Dipayungi Mendung, IHSG Dihantui Profit Taking

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
24 August 2018 05:42
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentunya kinerja Wall Street yang kurang memuaskan. Koreksi di Wall Street dikhawatirkan bisa menular ke bursa saham Asia, termasuk Indonesia. 

Sentimen kedua adalah kemungkinan dolar AS masih melanjutkan penguatannya. ini tidak lepas dari rilis minutes of meeting Bank Sentral Uni Eropa (ECB) edisi Juli 2018 yang dirilis kemarin petang waktu Indonesia. 

ECB memandang bahwa ekonomi zona Eropa masih berjalan seperti apa yang diperkirakan, sehingga, perubahan kebijakan moneter masih belum dibutuhkan. ECB masih mempertahankan suku bunga acuan dan mengkonfirmasi kembali arah kebijakan moneter yang sudah disebutkan dalam rapat-rapat sebelumnya. 

"Sejak Juni, kondisi pasar keuangan secara umum masih stabil di mana rumah tangga dan dunia usaha tumbuh cukup baik. Arah kebijakan suku bunga ke depan harus seimbang antara ketepatan dengan fleksibilitas. Secara umum, informasi yang diterima masih sesuai dengan perkiraan yang dilakukan pada bulan sebelumnya," sebut notulensi ECB. 

Sebelumnya pada rapat ECB edisi Juni 2018, bank sentral Benua Biru menyepakati pengurangan stimulus moneter mulai bulan depan dan mengakhirinya pada akhir tahun. Kenaikan suku bunga baru akan dibicarakan paling cepat musim panas atau pertengahan tahun depan. 

Tidak adanya kejutan dari ECB membuat pelaku pasar lebih memilih The Fed yang lebih agresif. Artinya, arus modal akan tetap terkonsentrasi ke Negeri Paman Sam dan memperkuat dolar AS. 

Sebagai tambahan, dolar AS juga mendapatkan dukungan dari penurunan jumlah warga yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran sebesar 2.000 orang menjadi 210.000 orang pada pekan lalu Penurunan itu terjadi di kala konsensus Reuters memperkirakan peningkatan sebesar 3.000 orang ke 215.000 orang.  

Solidnya pasar tenaga kerja AS telah menjadi alasan kunci dari kampanye The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan. Oleh karena itu, data klaim pengangguran yang positif menjadi lebih dominan, dan mampu menyuntikkan energi bagi greenback

Kala dolar AS terus menguat, maka mata uang lainnya akan menjadi korban. Sepertinya hari ini belum terlalu cerah bagi rupiah. Mata uang Tanah Air kemungkinan masih harus melwati jalan yang penuh liku dan berbatu.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular