Newsletter

Rupiah Dipayungi Mendung, IHSG Dihantui Profit Taking

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
24 August 2018 05:42
Perang Dagang dan Pertemuan The Fed Bebani Wall Street
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Dari Wall Street, tiga indeks utama terjerembab di jalur merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,3%, S&P 500 turun 0,17%, dan Nasdaq Composite minus 0,14%. 

Penyebab utama koreksi di bursa saham New York adalah diterapkannya bea masuk baru oleh AS dan China. AS mengenakan bea masuk 25% untuk importasi produk-produk China senilai US$ 16 miliar. China pun melakukan kebijakan serupa, bea masuk 25% untuk impor produk-produk made in USA senilai US$ 16 miliar. 

Kebijakan ini sudah dibuat sebelumnya, dan memang aturan menyebutkan mulai berlaku kemarin. Tidak peduli bahwa saat ini Washington-Beijing sedang dalam perundingan dagang. Pengenaan bea masuk baru tersebut sepertinya membuat proses negosiasi semakin alot sehingga membuat pelaku pasar cemas. 

"Sulit untuk memperkirakan kapan ini (perang dagang) akan selesai. Mungkin saja akan lama dan penuh tantangan. Namun positifnya, kedua pihak saat ini sedang dalam perundingan," kata Brendan Erne, Director of Portfolio Implementation di Personal Capital yang berbasis di San Francisco, dikutip dari Reuters. 

Saham-saham emiten industri (apalagi yang mengandalkan China sebagai pasar ekspor utama) berguguran. Boeing turun 0,73%, Caterpillar anjlok 2,03%, dan 3M melemah 0,07%. 

Faktor berikutnya adalah peralihan arus modal ke pasar obligasi dan valas mengantisipasi pertemuan tahunan The Fed, Jackson Hole Meeting. Pelaku pasar ingin mencari kepastian apakah The Fed akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga.  

Investor memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali lagi sampai akhir tahun, atau menjadi empat kali sepanjang 2018. Lebih banyak dari perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali selama 2018. 

Sejauh ini, yang agak terkonfirmasi adalah kenaikan pada September. Kenaikan berikutnya diperkirakan terjadi pada Desember, yang menurut CME Fedwatch punya probabilitas 62,8%. Lumayan tinggi, tetap belum cukup kuat. 

Oleh karena itu, kenaikan keempat masih agak samar-samar. Apalagi ada komentar dari Raphael Bostic, Presiden The Fed Atlanta, yang menyatakan masih ada potensi The Fed hanya akan menaikkan suku bunga kebijakan tiga kali sepanjang 2018. 

"Kami (The Fed) masih punya ruang dengan menaikkan suku bunga acuan tiga kali (sepanjang 2018). Saya masih percaya dengan itu," kata Bostic belum lama ini, mengutip Reuters. 

Oleh karena itu, investor ingin mencari petunjuk lebih lanjut dari pidato Powell di Jackson Hole Meeting. Apabila Powell memberikan kode-kode mengenai kenaikan suku bunga empat kali, maka dolar AS akan lebih menggila. Ini membuat investor meninggalkan pasar saham untuk sementara waktu dan menuju ke pasar valas dan obligasi. 

Di pasar valas, permintaan dolar AS yang tinggi membuat Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,49% pada pukul 04:42 WIB. Sementara maraknya permintaan di pasar obligasi tercermin dari penurunan imbal hasil (yield) yang menandakan harga sedang naik. Pada pukul 04:43 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 0,4 basis poin menjadi 2,8279%.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular