Newsletter

Lagi, Trump Obok-obok Dolar AS

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 August 2018 05:34
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Sentimen ketiga adalah kenaikan harga minyak. Pada pukul 04:50 WIB, harga minyak jenis brent naik 0,31% dan light sweet melonjak 1,05%. 

Penyebab kenaikan harga si emas hitam adalah harapan meredanya perang dagang AS-China seiring dialog kedua negara. Saat perang dagang sirna, maka arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global akan meningkat. Artinya, permintaan energi pun bertambah sehingga mengerek harga minyak. 

Kemudian, pelaku pasar juga mencemaskan sanksi terhadap Iran yang bisa berujung kepada penurunan produksi minyak Negeri Persia. Sebab, beberapa perusahaan (khususnya dari Eropa) mulai hengkang dari Iran karena takut terseret sanksi Negeri Adidaya. Trump memang mengancam akan memberi hukuman bagi siapa saja yang terlibat bisnis dengan Iran. 

Total, perusahaan energi asal Prancis, sudah resmi keluar dari proyek gas di daerah Pars. "Proses penggantian dengan perusahaan lain sedang berjalan," ungkap Bijan Namdar Zanganeh, Menteri Perminyakan Iran, seperti dikutip Reuters. 

Total masuk ke proyek ini pada 2017 dengan investasi awal mencapai US$ 1 miliar (Rp 14,57 triliun dengan kurs sekarang). Namun mereka tidak kuasa membendung kekhawatiran terkena sanksi dari Paman Trump. 

Investor cemas Total bukan satu-satunya. Ke depan, sangat mungkin perusahaan-perusahaan lain memutuskan untuk keluar dari Iran. Ini membuat produksi minyak Iran di ujung tanduk. 

Permintaan yang naik karena meredanya perang dagang ditambah seretnya pasokan dari Iran tentu menghasilkan kenaikan harga. Bila kenaikan ini bisa bertahan lama, maka akan menjadi penyumbang sentimen positif bagi IHSG. Emiten migas dan pertambangan akan lebih mendapat apresiasi kala harga minyak naik. 

Sentimen keempat adalah dari dalam negeri. Berdasarkan Surat Keputusan No. 001/KPTS/JKW-MA/VIII/2018 tentang Penetapan dan Pengesahan Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja, nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masuk daftar Dewan Pengarah di Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk Pilpres 2019.

Bisa jadi muncul kekhawatiran di pasar bahwa tugas Sri Mulyani sebagai Bendahara Negara akan tercampur dengan kepentingan politik. Sri Mulyani adalah figur yang bertanggung jawab terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang nilainya mencapai sekitar Rp 2.000 triliun. Bisa muncul anggapan bahwa APBN ditunggangi kepentingan politik tertentu.

Campur aduk antara urusan anggaran negara dengan politik adalah kombinasi yang bisa mendatangkan mara bahaya. Sri Mulyani adalah sosok dikenal penuh integritas, dan hal ini sangat mungkin mempengaruhi persepsi pasar terhadap integritasnya. 

Selain itu, bisa saja pasar bereaksi negatif karena konsentrasi Sri Mulyani nantinya akan terpecah antara mengurus APBN dengan politik. Padahal saat ini kebijakan fiskal menjadi salah satu komponen penting yang mendapat sorotan.  

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular