Newsletter

Turki Terus Dimonitor, Jangan Kasih Kendor

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 August 2018 05:52
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Sentimen kelima adalah dari dalam negeri yaitu rilis data realisasi investasi kuartal II-2018 oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sebenarnya rilis ini bisa dibilang agak terlambat, karena gambaran investasi sudah terlihat dalam data pertumbuhan ekonomi.

Pada kuartal II-2018, Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) alias investasi tumbuh 5,87%. Pencapaian ini merupakan yang terlambat sejak kuartal III-2017. 

Sebagai informasi, BKPM mencatat pertumbuhan realisasi investasi pada kuartal I-2018 sebesar 11,76% secara tahunan (year-on-year/YoY). Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh masing-masing sebesar 12,27% YoY dan 11,05% YoY. Kemudian, pada kuartal II-2017, total investasi mampu tumbuh 12,73% YoY, dengan PMA melonjak 10,56% YoY dan PMDN naik 16,86% YoY.

Apabila, rilis data kuartal II-2018 masih menunjukkan hasil yang positif, apalagi mampu melampaui capaian periode yang sama tahun lalu, maka bisa menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar. Sebaliknya, jika ada perlambatan maka akan menjadi gambaran bahwa ada kelesuan di kalangan dunia usaha. Ekspansi usaha maupun investasi baru yang lesu tentu bukan berita gembira.

Sentimen keenam, masih dari domestik, adalah rilis data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 per akhir Juli. Data ini menjadi penting bagi pelaku pasar untuk mendapatkan gambaran sejauh mana otoritas fiskal berperan dalam mendukung perekonomian.

Hal yang menarik untuk disimak adalah di pos belanja modal. Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menginstruksikan agar proyek-proyek infrastruktur non strategis ditunda. Tujuannya untuk mengerem impor barang modal yang sedikit banyak berkontribusi terhadap pelemahan rupiah.

Layak dicermati apakah pemerintah sudah mengeksekusi rencana tersebut. Jika sudah ada pertanda ke arah sana, maka bisa dipastikan otoritas fiskal dan otoritas moneter berdansa mengikuti lagu yang sama yaitu menjadikan stabilitas nilai tukar sebagai prioritas dalam jangka pendek. Meski dengan begitu ada korban bernama pertumbuhan ekonomi.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular