Newsletter

Waspadai Counter Attack China

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 August 2018 06:06
Banjir Sentimen Negatif, Wall Street Cenderung Merah
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Dari Wall Street, bursa saham AS mengakhiri reli. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,18% dan S&P 500 turun 0,03%. Namun Nasdaq Composite masih bisa berakhir positif dengan kenaikan tipis 0,09%. 

Wall Street memang sudah menjalani reli sejak beberapa hari terakhir sehingga koreksi ini menjadi semacam mekanisme penyehatan agar tidak terlalu panas (overheat). Memang ada beberapa sentimen negatif yang menjadi pelatuk keputusan investor untuk sejenak keluar dari bursa saham New York. 

Pertama adalah perkembangan perang dagang. China mengumumkan akan memberlakukan bea masuk baru sebesar 25% bagi importasi produk-produk AS senilai US$ 16 miliar. Beberapa produk yang akan terkena bea masuk tersebut adalah bahan bakar minyak (BBM), produk baja, kendaraan bermotor, dan peralatan kesehatan. Total ada 333 produk made in USA yang menjadi korban. 

Kementerian Perdagangan China menyebutkan bea masuk baru ini mulai berlaku efektif pada 23 Agustus. Pada hari yang sama, AS memang berencana mengenakan bea masuk 25% untuk importasi produk China sebesar US$ 16 miliar. Jadi, langkah China adalah counter attack atas serangan Negeri Paman Sam.

Sejauh ini, China telah mengenakan bea masuk terhadap US$ 110 miliar importasi dari AS. Namun beberapa produk andalan AS belum masuk daftar, seperti minyak mentah dan pesawat terbang. Bukan tidak mungkin keduanya akan masuk jika perang dagang semakin memanas. 

Saham-saham emiten yang mengandalkan China sebagai pasar ekspor utama mereka melemah dan menjadi pemberat Wall Street. Caterpillar turun 1,88%, Boeing turun 0,85%, dan 3M turun 0,69%. 

Faktor kedua yang mempengaruhi Wall Street adalah harga minyak yang turun akibat proyeksi permintaan yang melambat. Perang dagang (bila berlangsung lama) akan membuat perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia terancam. Kala perdagangan dan pertumbuhan ekonomi melambat, maka permintaan energi pun ikut turun.  

Persepsi ini membuat saham-saham sektor energi juga terkoreksi. Chevron anjlok 1,04% dan Exxon turun 0,66%. 

Faktor ketiga adalah kinerja keuangan Walt Disney yang tidak sesuai harapan. Laba per saham (Earnings per Share/EPS) pada kuartal II-2018 adalah US$ 1,87, di bawah ekspektasi pasar yaitu US$ 1,95. 

Harapan pasar terhadap Disney memang sangat tinggi. Di tengah berbagai pencapaian positif dalam laporan keuangan, emiten Mickey Mouse ini tetap dihukum oleh investor. 

Pendapatan operasional tumbuh 11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi US$ 708 miliar. Pos ini disumbangkan oleh film-film blockbuster seperti Avangers: Infinity War dan The Incredibles 2.  

Sementara divisi pengelola taman bermain menyumbangkan laba mencapai US$ 1,3 miliar. Jumlah ini naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Total pendapatan Disney tercatat US$ 15,23 miliar, naik 7%. Namun itu masih di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan total pendapatan di US$ 15,34 miliar. 

Sementara laba bersih Disney berada di US$ 2,92 miliar atau menjadi US$ 1,95 per saham. Laba bersih ini melonjak 23,21% tetapi tetap saja tidak membuat investor puas karena EPS tidak sesuai dengan ekspektasi. Hasil akhirnya adalah saham Disney ditutup amblas 2,21% dan menjadi pemberat utama di Wall Street. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular