
Newsletter
Hati-hati, Dolar AS Bisa Balas Dendam
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 August 2018 05:49

Kemudian sentimen keempat adalah sari dalam negeri yaitu rilis cadangan devisa. Bank Indonesia (BI) mengumumkan posisi cadangan devisa per akhir Juli 2018 sebesar US$ 118,3 miliar atau anjlok US$ 1,5 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Angka cadangan devisa Juli merupakan yang terendah sejak Januari 2017.
Penurunan cadangan devisa tidak bisa dihindarkan. BI punya mandat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sehingga terus melakukan intervensi di pasar valas maupun obligasi negara.
Sepanjang Juli, rupiah terdepresiasi 0,63% di hadapan dolar AS. Jika tidak ada intervensi BI, maka kemungkinan besar depresiasi rupiah akan jauh lebih dalam dari itu.
Namun, cadangan devisa yang terus turun akan melahirkan persepsi kerentanan perekonomian Indonesia di tengah tingginya risiko eksternal. Persepsi ini bisa membuat investor keluar dari keuangan Indonesia, perilaku yang tentunya mengancam IHSG dan nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, BI tentunya tidak tinggal diam menyikapi tren penurunan cadangan devisa. Antisipasi BI adalah dengan menghidupkan kembali instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang sejatinya sudah dipetieskan sejak akhir 2016.
Kehadiran SBI diharapkan mampu mengundang lebih banyak investor asing sehingga ada peluang bagi BI untuk memupuk cadangan devisa. Dengan adanya SBI, akan ada bantalan agar cadangan devisa tidak turun terlalu tajam atau syukur-syukur bisa naik. Ini tentunya akan membuat Indonesia lebih positif di mata pelaku pasar.
(aji/aji)
Penurunan cadangan devisa tidak bisa dihindarkan. BI punya mandat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sehingga terus melakukan intervensi di pasar valas maupun obligasi negara.
Sepanjang Juli, rupiah terdepresiasi 0,63% di hadapan dolar AS. Jika tidak ada intervensi BI, maka kemungkinan besar depresiasi rupiah akan jauh lebih dalam dari itu.
Namun, cadangan devisa yang terus turun akan melahirkan persepsi kerentanan perekonomian Indonesia di tengah tingginya risiko eksternal. Persepsi ini bisa membuat investor keluar dari keuangan Indonesia, perilaku yang tentunya mengancam IHSG dan nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, BI tentunya tidak tinggal diam menyikapi tren penurunan cadangan devisa. Antisipasi BI adalah dengan menghidupkan kembali instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang sejatinya sudah dipetieskan sejak akhir 2016.
Kehadiran SBI diharapkan mampu mengundang lebih banyak investor asing sehingga ada peluang bagi BI untuk memupuk cadangan devisa. Dengan adanya SBI, akan ada bantalan agar cadangan devisa tidak turun terlalu tajam atau syukur-syukur bisa naik. Ini tentunya akan membuat Indonesia lebih positif di mata pelaku pasar.
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular