Newsletter

Cermati Dampak 'Operasi' Penyelamatan Rupiah

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 July 2018 06:15
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan Wall Street yang cenderung negatif. Namun isu di Wall Street sepertinya lebih ke faktor internal yaitu kinerja emiten, sehingga koreksi di sana diharapkan tidak menular ke Asia, termasuk Indonesia. 

Kedua adalah ada potensi dolar AS akan menguat kembali. Ini ditunjukkan oleh Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback relatif terhadap enam mata uang utama) yang menguat hingga 0,45% pada pukul 05:08 WIB. Penguatan dolar AS didorong oleh data-data ekonomi Negeri Paman Sam yang terus positif.

Kementerian Perdagangan AS melaporkan bahwa pemesanan untuk barang modal non- pertahanan (minus pesawat terbang) meningkat 0,6% pada Juni 2018 secara bulanan (month-to-month/MtM). Sedangkan secara tahunan (year-on-year/YoY), terjadi pertumbuhan sebesar 6,8%. 

Sebagai informasi, indikator ini umumnya disebut pemesanan barang modal inti, dan digunakan untuk mengukur rencana pengeluaran dunia usaha. Capaian Juni mampu mengungguli konsensus yang dihimpun Reuters sebesar 0,4% MtM. 

Sementara data pengiriman barang modal inti naik 1% MtM pada bulan lalu setelah pada Mei 2018 hanya naik 0,2% MtM. Pengiriman barang modal inti umumnya digunakan untuk menghitung pengeluaran peralatan perusahaan di Produk Domestik Bruto (PDB) AS.  

Pengeluaran perusahaan untuk peralatan sudah meningkat sejak kuartal IV-2016. Dengan peningkatan bulan lalu, pelaku pasar lantas mengekspektasikan hal ini dapat menyuntikkan energi positif bagi pertumbuhan ekonomi AS, bersamaan dengan pengeluaran konsumen dan ekspor yang kuat.  

Berdasarkan survei yang dilakukan Reuters, pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan sebesar 4,1% YoY pada periode April-Juni 2018. Pertumbuhan itu jauh melampaui capaian di kuartal I-2018 sebesar 2% YoY. Pemerintah AS akan mengumumkan pembacaan pertama pertumbuhan ekonomi AS di kuartal lalu pada malam ini pukul 19.30 WIB. 

Dengan melihat pergerakan ekonomi AS yang masih positif, dampak perang dagang nampaknya masih minimal, setidaknya untuk saat ini. Potensi kenaikan suku bunga acuan sebanyak empat kali oleh The Federal Reserve/The Fed pun masih terbuka lebar. 

Kenaikan suku bunga akan berdampak positif terhadap mata uang, karena dapat menjangkar ekspektasi inflasi sehingga nilai mata uang terjaga. Hal ini dapat menjadi bahan bakar bagi penguatan dolar AS dan menekan mata uang lain, termasuk rupiah. 

Namun di sisi lain, ada data kurang sedap yang bisa menjadi risiko bagi greenback. Jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat 9.000 orang ke 217.000 pada pekan lalu, seperti dilaporkan oleh Kementerian Tenaga Kerja AS. Jumlah itu lebih tinggi dari ekspektasi pasar yaitu 215.000. Jumlah tersebut juga naik dari capaian periode sebelumnya yaitu 208.000, yang merupakan level terendah sejak Desember 1969.

Data klaim pengangguran di Negeri Adidaya memang cenderung masih bergejolak, didorong oleh perusahaan kendaraan bermotor yang menutup pabriknya untuk pemasangan alat baru (retooling). 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular