Newsletter

Hari Ini, Kesaktian Suku Bunga Acuan Masih Diuji

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 May 2018 04:43
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Berikut Ini (2)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Dari luar negeri, pelaku pasar layak mencermati perkembangan negosiasi dagang AS-China. Ada sedikit titik cerah dalam pembahasan ini, meski belum ada kesepakatan soal angka. 

"Ada konsensus untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan China. Untuk memenuhi kebutuhan rakyat, maka China akan meningkatkan pembelian barang dan jasa dari AS," sebut pernyataan bersama AS-China, seperti dikutip dari Reuters. 

Meski belum menyebutkan bahwa China bersedia memenuhi permintaan AS untuk menurunkan surplus perdagangannya sebesar US$ 200 miliar, tetapi setidaknya sudah ada komitmen yang lebih maju. Pernyataan yang menyejukkan ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Asia, dan semoga bisa menular sampai ke Indonesia.  

Namun, investor sepertinya masih patut waspada dengan perkembangan nilai tukar dolar AS. Greenback masih dalam laju penguatan, di mana Dollar Index saat ini naik 0,21%. 

Penguatan dolar AS kali ini utamanya disebabkan oleh depresiasi euro, akibat kekhawatiran atas kondisi di Italia. Koalisi pemerintahan Negeri Pizza sepakat untuk menggenjot belanja negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sesuatu yang membawa ingatan pelaku pasar kepada trauma krisis fiskal 2010. Kala itu, Italia (dan beberapa negara lain seperti Portugal, Irlandia, Yunani, dan Spanyol) didera krisis anggaran karena terlalu banyak utang jatuh tempo akibat belanja negara terlampau jor-joran. 

Saat dolar AS perkasa, maka dampaknya bisa berujung pada depresiasi rupiah. Pelemahan rupiah akan membuat aset-aset berbasis mata uang ini menjadi kurang menarik karena nilainya turun. IHSG pun bisa terancam kembali ke teritori negatif. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular