Newsletter

Mata dan Telinga Menyimak Suku Bunga

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
17 May 2018 06:00
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Untuk perdagangan hari ini, terdapat sejumlah sentimen yang bisa menjadi penggerak pasar. Dari dalam negeri, BI akan mengumumkan suku bunga acuan yang kemungkinan besar terjadi setelah penutupan pasar. Namun pengumuman ini benar-benar akan dinantikan, karena sebelumnya BI sudah memberikan sinyal kuat ke arah kenaikan suku bunga. 

Pekan lalu, Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan bank sentral punya ruang besar untuk menaikkan suku bunga acuan. BI, menurut Agus, menilai melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.  

"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, BI memiliki ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan. Respons kebijakan tersebut akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas," tegas Agus.  

Median konsensus CNBC Indonesia memperkirakan BI masih menahan suku bunga acuan di 4,25%. Namun 4 dari 11 ekonom yang terlibat dalam pembentukan konsensus memperkirakan akan ada kenaikan 25 basis poin menjadi 4,5%. Oleh karena itu, ruang untuk penyesuaian masih cukup terbuka. 


Di satu sisi, kenaikan suku bunga acuan akan mendorong bunga kredit naik dan menekan konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh medioker di bawah 5% pada kuartal I-2018. Kenaikan suku bunga kredit juga akan menekan investasi, yang saat ini menjadi motor pertumbuhan ekonomi.

Pada kuartal I-2018, investasi atau Penanaman Modal Tetap Bruti (PMTB) mampu tumbuh hampir 8%. Kenaikan suku bunga tentu akan mengerem laju investasi, yang ekspansinya banyak bergantung dari kredit perbankan.

Oleh karena itu, kenaikan suku bunga acuan bisa berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Target pertumbuhan ekonomi 5,4% yang dicanangkan pemerintah akan sangat sulit (kalau tidak mau dibilang mustahil) tercapai. 

Namun di sisi lain, BI juga dinilai perlu untuk menaikkan suku bunga, untuk mengantisipasi depresiasi rupiah yang menjadi risiko besar bagi perekonomian domestik. Kenaikan suku bunga acuan bisa menarik arus modal asing untuk masuk ke Indonesia. Derasnya aliran modal portofolio ini diharapkan mampu menjadi doping bagi rupiah. 

Oleh karena itu, pasar betul-betul menantikan keputusan BI. Apakah BI akan memilih menaikkan suku bunga demi menyelamatkan rupiah atau menahan suku bunga atas nama menjaga pertumbuhan ekonomi nasional? Kita tunggu saja... 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular