Newsletter

Setelah Perang Dagang, Lalu Perang Betulan

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 April 2018 06:05
Tensi Suriah Turun, Wall Street Rebound
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Sementara itu, Wall Street mampu mencetak penguatan signifikan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,21%, S&P 500 menguat 0,83%, dan Nasdaq bertambah 1,11%. 

Suriah masih menjadi isu yang mendominasi lantai bursa New York, tetapi kali ini perkembangannya cukup melegakan. Trump menyatakan waktu serangan militer ke Suriah belum dapat dipastikan. Bahkan dia membuka kemungkinan untuk tidak melakukan operasi bersenjata.  

"Tidak pernah mengatakan kapan serangan ke Suriah akan dilakukan. Bisa saja dalam waktu sangat dekat atau tidak. Apapun itu, AS di bawah pemerintahan saya, telah melakukan pekerjaan hebat dalam membersihkan wilayah ISIS. Di mana ucapan 'terima kasih Amerika?'" ciut Trump di akun Twitter-nya. 

Trump mengadakan pertemuan dengan tim pertahanan dan keamanan kemarin. Menurut Gedung Putih, pertemuan tersebut belum menghasilkan keputusan mengenai Suriah. 

"Belum ada keputusan final. Kami akan melakukan penilaian dan berdiskusi dengan para sekutu," sebut pernyataan resmi Gedung Putih.  

Nantinya Trump akan membuat pernyataan bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Theresa May. Macron mengatakan sudah punya bukti keterlibatan al-Assad dalam serangan senjata kimia beberapa hari lalu. 

"Kami punya bukti bahwa senjata kimia telah digunakan, setidaknya dengan klorin, yang menewaskan lusinan jiwa. Senjata itu digunakan oleh rezim Bashar al-Assad," tegas Macron, seperti dikutip Reuters. 

Sementara May dikabarkan telah memerintahkan kapal selam untuk bergerak ke daerah pertahanan Suriah. Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi apabila konfrontasi senjata terjadi. 

May diberitakan tinggal memberi perintah kepada angkatan bersenjata Negeri Ratu Elizabeth untuk bisa terjun dalam pertempuran tanpa perlu persetujuan parlemen. Namun kubu Partai Buruh tetap bersikukuh bahwa perintah aksi militer harus berdasarkan restu parlemen. 

Perkembangan saat ini, di mana opsi operasi militer belum benar-benar jelas, membantu pelaku pasar untuk menarik nafas. Setidaknya investor bisa lega, karena sampai saat ini belum ada pernyataan perang yang keluar dari para pemimpin dunia. 

Oleh karena itu, investor di Wall Street bisa fokus menyambut musim laporan keuangan (earnings season) yang sudah dimulai. Blackrock, asset manager terbesar di dunia, mencatat kinerja yang cukup memuaskan hingga sahamnya naik 1,46%. 

Aset kelolaan Blackrock pada kuartal I-2018 tumbuh 16,6% year-on-year (YoY) menjadi US$ 6,32 triliun. Pendapatan pun meroket 28% menjadi US$ 1,09 miiar. 

Kini investor menantikan rilis laporan kinerja JPMorgan Chase. Konsensus pasar memperkirakan pendapatan JPMorgan naik 8,2% ke US$ 27,68 miliar. (aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular