
Newsletter
Perang Dagang Reda, Saatnya Berbelanja?
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
11 April 2018 05:45

Sentimen positif pidato Presiden Xi sampai ke seberang Samudera Atlantik. Seperti halnya bursa Asia, Wall Street ikut menguat signifikan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,79%, S&P 500 menguat 1,67%, dan Nasdaq bertambah 2,07%.
Kekhawatiran terhadap perang dagang sudah mulai terhapus dari benak investor. Sampai ada perkembangan baru, sepertinya isu ini tidak lagi membebani pasar.
Saham Facebook juga menjadi salah satu kontributor utama penguatan Wall Street dengan kenaikan 4,5%. Kenaikan saham Facebook disokong oleh testimoni Mark Zuckerberg di hadapan Senat AS soal kebocoran data pengguna.
Zuckerberg kembali menyatakan permohonan maafnya. Pria 33 tahun ini juga menjanjikan perubahan di tubuh Facebook. "Perusahaan kami sedang dalam fase perubahan filosofis," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Testimoni Zuckerberg menjadi sentimen positif bagi saham Facebook. Investor menilai Facebook berkomitmen untuk menangani masalah kebocoran data dan bersedia tunduk kepada hukum yang berlaku.
Namun, investor juga harap-harap cemas kala melihat rilis data inflasi tingkat produsen yang sebesar 0,3% secara month to month (MtM). Lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang sebesar 0,1% MtM.
Kenaikan harga di tingkat produsen tentu akan diteruskan kepada konsumen. Data inflasi di tingkat konsumen dijadwalkan akan keluar pada hari ini.
Jika terjadi percepatan laju inflasi pada Maret, maka investor akan terbayang-bayang kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang lebih agresif. Pasar saham pun bisa tertekan. (aji/aji)
Kekhawatiran terhadap perang dagang sudah mulai terhapus dari benak investor. Sampai ada perkembangan baru, sepertinya isu ini tidak lagi membebani pasar.
Saham Facebook juga menjadi salah satu kontributor utama penguatan Wall Street dengan kenaikan 4,5%. Kenaikan saham Facebook disokong oleh testimoni Mark Zuckerberg di hadapan Senat AS soal kebocoran data pengguna.
Zuckerberg kembali menyatakan permohonan maafnya. Pria 33 tahun ini juga menjanjikan perubahan di tubuh Facebook. "Perusahaan kami sedang dalam fase perubahan filosofis," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Testimoni Zuckerberg menjadi sentimen positif bagi saham Facebook. Investor menilai Facebook berkomitmen untuk menangani masalah kebocoran data dan bersedia tunduk kepada hukum yang berlaku.
Namun, investor juga harap-harap cemas kala melihat rilis data inflasi tingkat produsen yang sebesar 0,3% secara month to month (MtM). Lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang sebesar 0,1% MtM.
Kenaikan harga di tingkat produsen tentu akan diteruskan kepada konsumen. Data inflasi di tingkat konsumen dijadwalkan akan keluar pada hari ini.
Jika terjadi percepatan laju inflasi pada Maret, maka investor akan terbayang-bayang kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang lebih agresif. Pasar saham pun bisa tertekan. (aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular