Sentimen positif pidato Presiden Xi sampai ke seberang Samudera Atlantik. Seperti halnya bursa Asia, Wall Street ikut menguat signifikan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,79%, S&P 500 menguat 1,67%, dan Nasdaq bertambah 2,07%.
Kekhawatiran terhadap perang dagang sudah mulai terhapus dari benak investor. Sampai ada perkembangan baru, sepertinya isu ini tidak lagi membebani pasar.
Saham Facebook juga menjadi salah satu kontributor utama penguatan Wall Street dengan kenaikan 4,5%. Kenaikan saham Facebook disokong oleh testimoni Mark Zuckerberg di hadapan Senat AS soal kebocoran data pengguna.
Zuckerberg kembali menyatakan permohonan maafnya. Pria 33 tahun ini juga menjanjikan perubahan di tubuh Facebook. "Perusahaan kami sedang dalam fase perubahan filosofis," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Testimoni Zuckerberg menjadi sentimen positif bagi saham Facebook. Investor menilai Facebook berkomitmen untuk menangani masalah kebocoran data dan bersedia tunduk kepada hukum yang berlaku.
Namun, investor juga harap-harap cemas kala melihat rilis data inflasi tingkat produsen yang sebesar 0,3% secara
month to month (MtM). Lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang sebesar 0,1% MtM.
Kenaikan harga di tingkat produsen tentu akan diteruskan kepada konsumen. Data inflasi di tingkat konsumen dijadwalkan akan keluar pada hari ini.
Jika terjadi percepatan laju inflasi pada Maret, maka investor akan terbayang-bayang kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang lebih agresif. Pasar saham pun bisa tertekan. Untuk perdagangan hari ini, positifnya kinerja Wall Street bisa menjadi angin segar bagi bursa Asia, termasuk Indonesia. Diharapkan optimisme investor di bursa New York dapat menular ke pasar saham Benua Kuning.
Meredanya sentimen perang dagang juga bisa membantu IHSG untuk tetap di jalur hijau. Setidaknya untuk saat ini satu kecemasan besar telah berkurang, sebelum muncul perkembangan baru. Mumpung situasi sedang tenang, investor bisa memanfaatkannya untuk berbelanja aset.
Harga minyak sepertinya juga masih suportif buat IHSG. Baik light sweet maupun brent sama-sama naik lebih dari 3%. Jika kenaikan ini bertahan sepanjang hari, maka akan menjadi sentimen positif bagi saham-saham migas dan pertambangan.
Sentimen perang dagang yang mereda membuat harga minyak meroket. Perkembangan konflik Suriah juga menjadi faktor psikologis yang mendorong kenaikan harga minyak.
Presiden AS Donald Trump menjanjikan balasan keras atas serangan senjata kimia kepada warga sipil yang disebut-sebut dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad. Perkembangan ini bisa mendorong AS keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran, yang merupakan pendukung pemerintahan al-Assad. Artinya, sanksi terhadap Iran bisa kembali diterapkan sehingga memukul industri minyak di Negeri Persia.
Dolar AS yang cenderung melemah juga bisa mendukung kenaikan IHSG. Dengan risiko perang dagang yang memudar, investor pun memasang mode
risk on dan meninggalkan dolar AS untuk sementara. Akibatnya,
greenback pun melemah terhadap mata uang dunia termasuk rupiah.
Penguatan rupiah akan membuat berinvestasi di instrumen berbasis mata uang ini menjadi menarik. Investor, terutama Asing, bisa kembali menjadikan investasi di aset-aset rupiah sebagai pilihan.
Meski demikian, ada pula sejumlah risiko yang perlu dicermati oleh investor. Pertama, penguatan IHSG yang cukup signifikan dalam dua hari terakhir bisa mengundang minat investor untuk melakukan ambil untung.
Apalagi valuasi IHSG tergolong masih mahal di antara bursa saham kawasan. Saat ini
Price to Earnings Ratio (P/E) IHSG ada di 17,84 kali. Lebih tinggi ketimbang Straits Times (11.49 kali), KLCI (16,77 kali), SETi (16,67 kali), Nikkei 225 (15,72 kali), Hang Seng (12,6 kali), SSEC (14,16 kali), sampai Kospi (12,1%).
Faktor kedua adalah langkah pemerintah yang seakan meninggalkan reformasi subsidi energi. Pemerintah berencana merevisi Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perhitungan Harga Jual eceran BBM.
Nantinya, pasokan bensin jenis premium wajib dijaga tetap memadai di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya di luar Jawa, Madura, dan Bali. Selain itu, setiap kenaikan harga bensin non subsidi harus mendapat restu pemerintah.
Padahal, reformasi subsidi energi merupakan komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Lembaga pemeringkat (
rating agency) juga kerap menyoroti isu ini.
Moody's dikabarkan akan merilis penilaian (
assessment) untuk Indonesia pada pekan ketiga atau keempat bulan ini. Jika Moody's menanggapi negatif isu reformasi subsidi, maka kenaikan peringkat utang Indonesia bisa tertunda. Hal ini tentu bukan kabar baik bagi pasar keuangan domestik. Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
- RUPS Tahunan BEKS.
- RUPSLB BRPT (10:00 WIB).
- RUPS Tahunan PTBA (10:00 WIB).
- RUPS Tahunan BJTM (10:00 WIB).
- RUPS Tahunan ASGR (10:30 WIB).
- RUPSLB ACST (14:00 WIB).
- Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengadakan rapat koordinasi membahas proyek LRT (13:00 WIB).
- Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR dengan perwakilan Facebook di Indonesia (13:00 WIB).
- Rapat Kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan (14:00 WIB).
- Rilis data inflasi China periode Maret 2018 (08:30).
- Rilis data inflasi AS periode Maret 2018 (19:30).
- Rilis data cadangan minyak mentah AS dalam sepekan hingga 6 April (21:30).
Berikut perkembangan sejumlah bursa saham utama:
Indeks | Close | % Change | % YTD |
IHSG | 6,325.82 | 1.28 | (0.47) |
LQ45 | 1,039.61 | 1.73 | (3.69) |
DJIA | 24,408.00 | 1.79 | (1.26) |
CSI300 | 3,927.42 | 1.93 | (2.57) |
Hang Seng | 30,728.74 | 1.65 | 2.71 |
Nikkei 225 | 21,794.32 | 0.54 | (4.26) |
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang:
Mata Uang | Close | % Change | % YoY |
USD/IDR | 13,771 | (0.09) | 3.52 |
EUR/USD | 1.23 | 0.29 | 16.53 |
GBP/USD | 1.42 | 0.34 | 13.51 |
USD/CHF | 0.96 | 0.09 | (5.00) |
USD/CAD | 1.26 | (0.79) | (5.45) |
USD/JPY | 107.19 | 0.42 | (2.20) |
AUD/USD | 0.78 | 0.90 | 3.58 |
Berikut perkembangan harga sejumlah komoditas:
Komoditas | Close | % Change | % YoY |
Minyak WTI (USD/barel) | 65.41 | 3.30 | 22.53 |
Minyak Brent (USD/barel) | 70.95 | 3.31 | 26.20 |
Emas (USD/troy ons) | 1,339.95 | 0.28 | 5.17 |
CPO (MYR/ton) | 2,403.00 | (1.35) | (15.33) |
Batu bara (USD/ton) | 93.02 | (0.43) | 9.63 |
Tembaga (USD/pound) | 3.14 | 2.00 | 20.48 |
Nikel (USD/ton) | 13,220.00 | 0.00 | 35.14 |
Timah (USD/ton) | 21,180.00 | 0.62 | 5.90 |
Karet (JPY/kg) | 182.80 | 4.88 | (32.97) |
Kakao (USD/ton) | 2,485.00 | (0.68) | 26.22 |
Berikut perkembangan imbal hasil (
yield) Surat Berharga Negara:
Tenor | Yield (%) |
5Y | 5.98 |
10Y | 6.62 |
15Y | 6.84 |
20Y | 7.27 |
30Y | 7.48 |
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Indikator | Tingkat |
Pertumbuhan ekonomi (2017 YoY) | 5.07% |
Inflasi (Maret 2018 YoY) | 3.4% |
Defisit anggaran (APBN 2018) | -2.19% PDB |
Transaksi berjalan (2017) | -1.7% PDB |
Neraca pembayaran (2017) | US$ 11.6 miliar |
Cadangan devisa (Maret 2018) | US$ 126 miliar |
TIM RISET CNBC INDONESIA