
Newsletter
Tenang IHSG, Ini Hanya Ujian
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
20 March 2018 05:58

Dari Wall Street, tiga indeks utama terkoreksi lumayan dalam. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,35%, S&P 500 melemah 1,42%, dan Nasdaq berkurang 1,8%.
Sentimen dari The Fed masih membayangi investor di Wall Street. Entah bagaimana muncul kembali bayangan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan empat kali pada tahun ini, bukan tiga kal seperti yang diperkirakan. Bahkan tambahan satu kali kenaikan tidak hanya terjadi tahun ini, tetapi masih berlanjut ke 2019.
Dalam risetnya, JPMorgan menyebutkan pasar sudah memperkirakan ada lima kali kenaikan The Federal Funds Rate pada 2018 dan 2019. Namun, ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan akan menjadi tujuh kali dalam periode tersebut.
"Awalnya skenario terburuk adalah pada 2018 dan 2019 akan ada kenaikan lima kali. Namun skenario yang sama saat ini bisa menjadi tujuh kali. Pasar saham mungkin bisa menoleransi tambahan sekali kenaikan pada 2018, tetapi bila terjadi lagi pada 2019 maka itu bisa menjadi masalah," sebut riset JPMorgan.
Selain itu, sentimen negatif lainnya datang dari risiko perang dagang yang ternyata masih membuat pasar grogi. Penerapan bea masuk untuk baja dan aluminium bisa membuat suasana pertemuan G20 di Buenos Aires (Argentina) menjadi mendung.
Faktor lain yang menyebabkan koreksi Wall Street adalah anjloknya saham Facebook nyaris 7%. Penyebabnya adalah kebocoran data milik 50 juta pengguna yang digunakan oleh tim kampanye Presiden AS Donald Trump dalam pemilihan presiden 2016 silam. (aji/aji)
Sentimen dari The Fed masih membayangi investor di Wall Street. Entah bagaimana muncul kembali bayangan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan empat kali pada tahun ini, bukan tiga kal seperti yang diperkirakan. Bahkan tambahan satu kali kenaikan tidak hanya terjadi tahun ini, tetapi masih berlanjut ke 2019.
Dalam risetnya, JPMorgan menyebutkan pasar sudah memperkirakan ada lima kali kenaikan The Federal Funds Rate pada 2018 dan 2019. Namun, ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan akan menjadi tujuh kali dalam periode tersebut.
"Awalnya skenario terburuk adalah pada 2018 dan 2019 akan ada kenaikan lima kali. Namun skenario yang sama saat ini bisa menjadi tujuh kali. Pasar saham mungkin bisa menoleransi tambahan sekali kenaikan pada 2018, tetapi bila terjadi lagi pada 2019 maka itu bisa menjadi masalah," sebut riset JPMorgan.
Selain itu, sentimen negatif lainnya datang dari risiko perang dagang yang ternyata masih membuat pasar grogi. Penerapan bea masuk untuk baja dan aluminium bisa membuat suasana pertemuan G20 di Buenos Aires (Argentina) menjadi mendung.
Faktor lain yang menyebabkan koreksi Wall Street adalah anjloknya saham Facebook nyaris 7%. Penyebabnya adalah kebocoran data milik 50 juta pengguna yang digunakan oleh tim kampanye Presiden AS Donald Trump dalam pemilihan presiden 2016 silam. (aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular