Newsletter

Tenang IHSG, Ini Hanya Ujian

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
20 March 2018 05:58
Simak Sentimen Penggerak Pasar Berikut Ini
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Untuk perdagangan hari ini, mau tidak mau kabar buruk dari Wall Street akan mewarnai bursa saham Asia, dan bukan tidak mungkin Indonesia. Koreksi Wall Street bisa jadi virus yang menular ke Benua Kuning. 

Investor asing juga sepertinya masih belum bisa diharapkan untuk mengangkat IHSG. Fokus investor asing masih mengambil posisi jelang pertemuan The Fed. Mereka sebisa mungkin akan menghindari risiko (risk off), sehingga nampaknya aksi jual masih berlanjut. 

Harga komoditas juga belum memberi angin segar ke IHSG. Harga minyak bergerak melemah meski dalam rentang tipis, dipicu oleh kekhawatiran melimpahnya produksi AS. Produksi minyak di Negeri Paman Sam kini naik sekitar 20% dibandingkan pertengahan 2016 menjadi 10,38 juta barel/hari.  

Tidak hanya minyak harga komoditas lain pun bergerak turun. Mulai dari tembaga, timah, batu bara, sampai komoditas pangan seperti minyak sawit mentah (CPO), karet, dan kakao. Ini tentu bukan kabar baik untuk IHSG dan ekspor Indonesia. 

Sementara kinerja emiten yang dirilis kemarin memberikan sinyal yang mixed. Laba bersih MIDI turun 47,56%, sementara INDY berhasil mencetak laba setelah pada 2016 membukukan rugi bersih. Belum ada sinyal bullish yang nyata dari kinerja emiten. 

Sedangkan faktor-faktor yang bisa membuat IHSG berbalik arah ke zona hijau adalah rilis kinerja korporasi hari ini yaitu BDMN, OCAP, BULL, dan BBNI. Bila hasilnya cukup solid maka akan menjadi suntikan energi bagi IHSG. 

Kemudian, harga aset yang sekarang semakin rendah juga bisa dimanfaatkan untuk aksi borong. Kini IHSG sudah mencatatkan pelemahan 1,04% sejak awal tahun. 

Namun meski sudah terkoreksi cukup dalam, sebenarnya valuasi IHSG masih tergolong mahal. Price to earnings ratio (P/E) IHSG masih cukup tinggi yaitu 18,07 kali. Bursa-bursa utama regional tidak ada yang punya P/E setinggi itu. 

P/E Straits Times adalah 11,64 kali, KLCI 16,68 kali, SETi 17,02 kali, Nikkei 225 15,5 kali, Hang Seng 13,49 kali, Shanghai Composite 14,91 kali, dan Kospi 12,1 kali. Oleh karena itu, sejatinya IHSG masih cukup rawan koreksi.

Sepertinya IHSG masih akan melalui ujian. Tinggal bagaimana ketenangan investor menghadapinya. (aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular