Dari Wall Street, tiga indeks utama mencatatkan penguatan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,38%, S&P 500 menguat 0,45%, dan Nasdaq bertambah 0,42%. Meredanya kekhawatiran terhadap potensi perang dagang menjadi energi positif bagi Wall Street.
Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan bahwa Kanada dan Meksiko dikecualikan dari negara yang harus membayar bea masuk 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium. Bagi negara lain yang ingin mendapatkan pengecualian bisa mengajukan permohonan ke pemerintah AS.
Namun detil lebih lanjut mengenai kebijakan ini masih belum jelas, Trump hanya menyatakan pengecualian akan diberikan kepada negara yang memperlakukan AS dengan adil.
"Jika Anda tidak mau membayar bea masuk, maka silakan bangun pabrik di AS!" tegas Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dikutip Reuters. Menurut Trump, membanjiri AS dengan impor baja dan aluminium sama saja dengan menyerang Negeri Paman Sam.
Perkembangan kebijakan ini patut dicermati, karena sejumlah negara masih bersiap melakukan "balas dendam" kepada AS. Eropa dan China setidaknya sudah melontarkan komentar keras.
"Jika Trump menerapkan aturan ini, maka kami punya amunisi untuk merespons," tegas Komisioner European Financial Affairs Pierre Moscovici. Amunisi tersebut adalah bea masuk untuk produk-produk AS seperti jeruk, rokok, bourbon, sampai sepeda motor Harley Davidson.
Wang Yi, Menteri Luar Negeri China, mengatakan memilih kebijakan yang bisa menyebabkan perang dagang saja sudah salah. Oleh karena itu, China akan menempuh langkah yang diperlukan untuk merespons perkembangan ini.
"Dengan globalisasi yang terjadi saat ini, memilih perang dagang adalah persepsi yang salah. Hasilnya akan sangat merugikan. China akan membuat langkah-langkah jika memang perlu untuk merespons," tuturnya.
Meski saat ini pelaku pasar sudah tenang, tetapi kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan. Investor perlu menyimak babak demi babak dari episode perang dagang a la Trump ini karena setiap perkembangan melahirkan sentimen yang berbeda.
Dari Eropa, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memutuskan untuk menahan suku bunga kebijakan. Suku bunga
refinancing tetap 0%, deposit -0,4%, dan pinjaman 0,25%.
Dalam pengumumannya, Presiden ECB Mario Draghi mengatakan pihaknya bisa saja memperpanjang masa pembelian obligasi (
quantitative easing) sampai lewat dari September 2018. Namun Draghi tidak menyebutkan pembelian lebih lanjut, yang dibaca pasar sebagai sinyal ECB akan menyelesaikan stimulus dan sudah bersiap mengakhiri era kebijakan moneter longgar.
Pertumbuhan ekonomi Benua Biru, menurut Draghi, sudah membaik. Pada 2018, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 2,4%. Lebih baik dibandingkan proyeksi yang dibuat akhir tahun lalu yaitu 2,3%.
"Perkiraan pertumbuhan ekonomi mengkonfirmasi keyakinan kami bahwa inflasi akan bergerak mendekati 2%. Namun kemenangan belum bisa dideklarasikan," tutur Draghi, seperti dilansir Reuters. Untuk perdagangan hari ini, terdapat sejumlah sentimen positif yang bisa membuat IHSG melanjutkan penguatan. Pertama tentunya kabar baik dari Wall Street yang masih mencatatkan penguatan. Diharapkan ini menjadi energi bagi bursa saham Asia, termasuk Indonesia.
Investor juga perlu mencermati rilis kinerja sejumlah emiten yang akan diumumkan hari ini, seperti EXCL, BBNP, dan AGRS. Bila hasilnya solid, maka bisa menjadi angin segar buat IHSG.
Sementara faktor yang bisa menyeret IHSG kembali ke zona merah adalah harga komoditas. Harga minyak masih melanjutkan koreksi karena pasokan minyak AS yang melimpah. Produksi minyak Negeri Paman Sam kini mencapai hampir 10,4 juta barel/hari, rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Selain itu, penguatan dolar AS juga membebani harga si emas hitam.
Greenback menguat setelah ECB digadang-gadang akan menghentikan stimulus moneternya, tetapi secara bertahap dan tidak agresif. Artinya, likuiditas euro masih akan membanjir sehingga sulit untuk menguat dan dolar AS mendapat momentum dari situ.
Saham-saham emiten migas dan pertambangan sepertinya masih akan tertekan karena anjloknya harga komoditas, mulai dari minyak, batu bara, tembaga, sampai timah. Padahal saham-saham sektor ini kerap kali menjadi penyelamat IHSG.
Risiko ambil untung juga masih menghantui IHSG. Sejak awal tahun, IHSG masih membukukan penguatan 1,37%. Bagi investor yang baru masuk pada awal tahun, masih ada sisa keuntungan yang belum direalisasikan. Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
- Rapat Umum Pemegang Saham EXCL (08.30 WIB).
- Rapat Umum Pemegang Saham Luar BIasa BBNP (10.00 WIB).
- Rapat Umum Pemegang Saham Luar BIasa AGRS (14.00 WIB).
- Rilis data indeks penjualan ritel Indonesia (15.00 WIB).
- Rilis data inflasi China Februari 2018 (08.30).
- Pengumuman suku bunga acuan Jepang (tentatif).
- Rilis data tenaga kerja non-pertanian dan pengangguran AS (20.30.).
Berikut perkembangan sejumlah bursa saham dunia:
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang:
Berikut perkembangan harga sejumlah komoditas:
Berikut perkembangan imbal hasil (
yield) Surat Berharga Negara:
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional: