
Newsletter
Kemenangan Proteksionisme?
Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
08 March 2018 05:59

- IHSG terpangkas 2,03% pada perdagangan kemarin.
- Bursa utama Asia ditutup merah.
- Wall Street ditutup variatif.
- Sentimen negatif perang dagang muncul lagi meski lebih lunak.
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok cukup dalam pada perdagangan kemarin. Sentimen negatif dalam dan luar negeri menyebabkan IHSG menyentuh titik terlemah sejak awal tahun ini.
IHSG anjlok 2,03% ke 6.368,27 poin pada perdagangan kemarin, pelemahan terdalam sepanjang 2018. Seluruh sektor saham ditutup melemah, dipimpin sektor pertambangan yang terkoreksi hingga 3,56%.
Nilai transaksi tercatat cukup besar yaitu Rp 9,68 triliun, sementara volume transaksi mencapai 12,87 miliar saham dengan frekuensi sebanyak 435.149 kali. Hanya 68 saham yang harganya naik, sementara 336 saham diperdagangkan melemah. Sisanya yaitu 85 saham stagnan.
Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 1,17 triliun. ASII (Rp 226,43 miliar), BMRI (Rp 223,64 miliar), ADRO (Rp 164,4 miliar), BBRI (Rp 135,97 miliar), dan AGII (Rp 84,73 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing pada perdagangan kemarin.
IHSG tak melemah sendirian. Nikkei 225 melemah 0,77%, Shanghai turun 0,55% Hang Seng terkoreksi 1,03%, Straits Time terpangkas 1,18%, Kospi berkurang 0,4%, dan KLCI minus 0,57%.
Faktor yang menjadi penyebab anjloknya IHSG dan bursa Asia adalah potensi perang dagang yang kembali mencuat setelah pengunduran diri penasihat ekonomi Gedung Putih, Gary Cohn. Eks bankir Goldman Sachs tersebut merupakan "penganut" paham ekonomi pasar. Pengunduran diri Cohn dianggap pelaku pasar sebagai pertanda kemenangan kekuatan proteksionis.
Oleh karena itu, rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan bea masuk terhadap impor baja dan aluminium bisa terwujud. Kebijakan ini dikhawatirkan akan memicu perang dagang dalam skala global, karena sangat mungkin negara-negara lain melakukan langkah "balas dendam".
Jika perang dagang terjadi, maka perdagangan dunia lesu dan pertumbuhan ekonomi pun terhambat. Ini kemudian menyebabkan harga minyak ikut terkoreksi mengantisipasi kemungkinan penurunan permintaan.
Namun IHSG tidak hanya dihantam sentimen negatif eksternal. Dari dalam negeri, ada pula faktor yang menjadi pemberat seperti pengaturan harga batu bara untuk kebutuhan dalam negeri, perlambatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), sampai laporan keuangan HMSP yang kurang solid.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular