
Newsletter
Kemenangan Proteksionisme?
Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
08 March 2018 05:59

Untuk perdagangan hari ini, sentimen eksternal masih akan mewarnai pasar. Potensi perang dagang masih menjadi isu yang menghantui investor, tetapi dengan perkembangan terbaru (di mana ada sejumlah negara yang dikecualikan dari pengenaan bea masuk) mungkin dampaknya akan lebih lunak.
Kemudian harga minyak yang masih melanjutkan koreksi. Penurunan harga minyak akan berdampak terhadap kinerja perusahaan migas dan pertambangan. Ditambah rencana pemerintah yang akan mengatur harga batu bara domestik, maka beban emiten pertambangan akan semakin berat.
Tidak hanya harga minyak, komoditas lain pun ikut anjlok baik itu barang tambang maupun pertanian. Batu bara, tembaga, timah, minyak sawit mentah (CPO), sampai karet mengalami penurunan harga.
Dari dalam negeri, investor akan mencermati posisi cadangan devisa Indonesia periode Februari 2018 yang tercatat sebesar US$ 128,06 miliar. Turun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 131,98 miliar.
Penurunan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah. Di samping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas korporasi dalam negeri.
Lalu, kemungkinan aksi ambil untung juga masih ada. Akibat terus melemah, IHSG hampir menghabiskan "tabungan" penguatannya sejak awal tahun. Masih ada sisa penguatan 0,2%, dan bisa kapan saja dicairkan oleh investor.
Sementara yang sentimen positif bagi IHSG adalah perkembangan dolar AS. Greenback masih dalam tren melemah, akibat terpaan sentimen perang dagang. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, masih terus melemah sejak kemarin.
Rupiah mampu memanfaatkan pelemahan dolar AS, dengan penguatan tipis 0,06% kemarin. Diharapkan penguatan rupiah bisa berlanjut sehingga menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Selain itu, hari ini juga akan dirilis kinerja dua emiten besar yaitu BBCA dan UNSP. Bila hasilnya memuaskan, maka akan menjadi tambahan energi untuk IHSG.
(aji/aji)
Kemudian harga minyak yang masih melanjutkan koreksi. Penurunan harga minyak akan berdampak terhadap kinerja perusahaan migas dan pertambangan. Ditambah rencana pemerintah yang akan mengatur harga batu bara domestik, maka beban emiten pertambangan akan semakin berat.
Tidak hanya harga minyak, komoditas lain pun ikut anjlok baik itu barang tambang maupun pertanian. Batu bara, tembaga, timah, minyak sawit mentah (CPO), sampai karet mengalami penurunan harga.
Dari dalam negeri, investor akan mencermati posisi cadangan devisa Indonesia periode Februari 2018 yang tercatat sebesar US$ 128,06 miliar. Turun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 131,98 miliar.
Penurunan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah. Di samping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas korporasi dalam negeri.
Lalu, kemungkinan aksi ambil untung juga masih ada. Akibat terus melemah, IHSG hampir menghabiskan "tabungan" penguatannya sejak awal tahun. Masih ada sisa penguatan 0,2%, dan bisa kapan saja dicairkan oleh investor.
Sementara yang sentimen positif bagi IHSG adalah perkembangan dolar AS. Greenback masih dalam tren melemah, akibat terpaan sentimen perang dagang. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, masih terus melemah sejak kemarin.
Rupiah mampu memanfaatkan pelemahan dolar AS, dengan penguatan tipis 0,06% kemarin. Diharapkan penguatan rupiah bisa berlanjut sehingga menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Selain itu, hari ini juga akan dirilis kinerja dua emiten besar yaitu BBCA dan UNSP. Bila hasilnya memuaskan, maka akan menjadi tambahan energi untuk IHSG.
(aji/aji)
Next Page
Simak Peristiwa dan Data di Bawah Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular