
Newsletter
Mencegah Jatuhnya Domino Pertama Perang Dagang
Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
06 March 2018 05:58

- IHSG ditutup melemah 0,48% pada perdagangan kemarin.
- Bursa utama Asia ditutup di zona merah, Hang Seng turun sampai lebih dari 2%.
- Wall Street berhasil rebound, tiga indeks naik di kisaran 1%.
- Masih ada harapan Presiden Trump membatalkan pengenaan bea masuk baja dan aluminium.
IHSG ditutup melemah 0,48% ke 6.550,59 poin. Delapan sektor saham ditutup melemah, dipimpin sektor industri dasar yang anjlok hingga 1,35%. Sementara dua sektor lainnya yaitu pertambangan (+0,16%) dan aneka industri (+0,11%) masih mampu menguat.
Transaksi berlangsung sepi nilai Rp 7,25 triliun. Sebanyak 151 saham ditutup menguat, 199 saham melemah, sementara 204 lainnya stagnan.
Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 1,41 triliun. BBCA (Rp 153,87 miliar), HMSP (Rp 147,68 miliar), TLKM (Rp 144,41 miliar), UNVR (Rp 136,3 miliar), dan BBRI (Rp 135,49 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
Sementara saham-saham yang berkontribusi paling besar terhadap pelemahan IHSG di antaranya BMRI (-2,95%), TLKM (-1,23%), INTP (-3,5%), UNTR (-1,47%), dan BDMN (-2,68%).
Pelemahan IHSG senada dengan bursa saham regional. Indeks Nikkei 225 turun 0,66%, Hang Seng terkoreksi 2,28%, Straits Time melemah 1,05%, Kospi terpangkas 1,13%, SETi berkurang 0,14%, dan KLCI minus 0,72%. Pelemahan bursa Malaysia bahkan terjadi di saat data ekspor Negeri Jiran meningkat 17,9% pada Januari, mengalahkan ekspektasi pasar yang sebesar 11,4%.
Sentimen negatif bagi bursa saham regional masih datang dari ketakutan atas potensi perang dagang akibat rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan mengenakan bea masuk untuk baja dan aluminium masing-masing sebesar 25% dan 10%. Kebijakan ini dikhawatirkan akan membuat negara-negara lain menempuh langkah serupa sebagai upaya balas dendam.
Selain itu, investor juga nampak kecewa terhadap pengumuman target pertumbuhan ekonomi China tahun ini yang dipatok di kisaran 6,5%. Walaupun target ini sama dengan tahun lalu, tapi ada satu hal khusus mengapa target kali ini dapat dikatakan mengecewakan. Pemerintah China dalam pernyataannya menghilangkan kemungkinan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat lebih tinggi dari perkiraan. Padahal, hal ini termasuk dalam pernyataan mereka tahun lalu.
Hal ini menandakan pemerintahan Negeri Tirai Bambu akan lebih berusaha untuk menciptakan stabilitas ketimbang mendorong pertumbuhan ekonomi (stability over growth). Guna mewujudkan hal tersebut, defisit anggaran ditetapkan pada angka 2,6% dari produk domestik bruto (PDB), lebih rendah dibandingkan defisit 2 tahun terakhir yang sebesar 3% PDB.
Selain itu, investor juga masih sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan menjelang pengumuman hasil rapat dewan gubernur the Fed pada 21 Maret mendatang waktu Indonesia.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular