Special Interview

Rinaldy Yunardi: Madonna Jatuh Cinta dengan Karya Saya

Shalini & Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
26 May 2018 12:58
Cerita Rinaldy Yunardi tentang perjalanan karirnya hingga karyanya dipakai oleh Madonna di Met Gala 2018
Foto: Shalini
Jakarta, CNBC Indonesia- Tampilan Ratu Pop, Madonna, di Met Gala 8 Mei 2018 dipuji habis-habisan oleh media internasional. Mulai dari Vogue, Vanity Fair, Rolling Stone, Time, dan lainnya.

Harper's Bazaar bahkan menyebut tema Met Gala tahun ini; "Heavenly Bodies: Fashion and Catholic Immagination" seakan-akan memang didedikasikan untuk sang diva.

Madonna datang mengenakan gaun hitam rancangan Jean Paul Gaultier, dengan potongan salib hingga ke dada. Tapi bukan itu yang mencuri perhatian, semua mata justru tertuju pada mahkota yang dikenakan oleh pelantun "Like a Prayer" ini.

Mahkota emas berhias berlian, bernuansa salib-salib dengan ukuran besar kecil lalu ditambah dengan tudung berupa jaring untuk menutup wajah. Mahkota ini adalah penegasan dari Madonna untuk dunia bahwa dia adalah ratu yang belum tergantikan.



Siapa sangka mahkota fenomenal itu datang jauh dari sebuah rumah toko (Ruko) yang ada di Penjaringan, Jakarta Utara. Tepatnya ruko yang dijadikan studio oleh perancang aksesoris Rinaldy Yunardi.

Rinaldy Yunardi: Madonna Jatuh Cinta dengan Karya Saya Foto: Shalini


Sebenarnya, bukan sekali ini karya Rinaldy dipakai oleh artis mancanegara. Selain Madonna, karyanya pernah digunakan pula oleh Katy Perry, Nicky Minaj, Kylie Jenner, Zoe Saldana, Gal Gadot, dan lainnya.

Di dalam negeri, karyanya mulai terangkat sejak dipakai oleh Titi DJ dalam video klip 'Sang Dewi' dan kini menjadi aksesori favorit Syahrini untuk aksinya di panggung.

Menjadi perancang aksesoris favorit para selebriti tak semudah memetikkan jari buat Rinaldy. Sudah 22 tahun ia menekuni profesi ini, dan sempat jatuh bangun di awal-awal karirnya. Kecintaannya membuat ia bertahan dan menghasilkan karya-karya kelas dunia.

Bakat, tekad, dan pengalaman panjang yang membuat Rinaldy sesukses ini "Karya saya tidak sembarangan," ujar Rinaldy.

Dijumpai oleh Lynda Hasibuan dan Shalini dari CNBC Indonesia di studionya dua pekan lalu, berikut cerita Rinaldy soal perjalanan karirnya dan karyanya yang mencuri hati Madonna.

Bagaimana awalnya memilih dan memulai karir sebagai perancang aksesori?

Panjang banget, sebagai desainer aksesori sudah berjalan 22 tahun. Basicnya saya enggak ada belajar desain atau fesyen. Tuhan seperti memberikan saya secara tiba-tiba. 

Memulai karir ini karena iseng. Saat iseng itu saya praktekan dan jadilah sesuatu yang luar biasa. Jadi ini yang membuat saya juga bingung kenapa saya mau melanjuti ini, terus bereksperimen, mau menyempurnakan.

Dulu sebelum menjadi desainer saya adalah pekerja kantoran. Tapi justru saat menghasilkan karya itu yang membuat saya lebih semangat.

Memang, sebelum jadi desainer bagaimana?

Saya sekolah hanya tamatan SMA saja dari keluarga yang sederhana. Setelah SMA saya kerja di perusahaan swasta dan hanya di marketing. Saya kerja 2-3 tahun di perusahaan.

Tapi kalau ditanya kenapa saya suka merancang aksesori, kebetulan mama itu dulunya pernah mengajari anak-anak bikin bunga dari kertas crepe. Sedangkan bapak adalah wiraswasta yang sering bikin tas sekolah dari kulit.

Jadi mungkin turun ke saya. Baru umur 24-25 saya kenal aksesori, tidak pernah saya cita-citakan sebenarnya tapi sejalan waktu barulah saya tahu ini hidup yang saya pilih.

Awal rancangannya mulai masuk dunia selebritas?

Kalau saya flashback itu adalah itu Titi DJ. Gaya dia itu cocok banget sama karya saya. Karya saya pertama untuk selebriti itu dia kenakan untuk pembuatan video klip Sang Dewi. 

Sampai bisa masuk ke kalangan artis itu bagaimana memasarkannya?

Awalnya tidak terbayangkan akan terkenal, kalau dulu itu susah banget tidak seperti sekarang. Tapi dari mulut ke mulut sangat ngebantu dan kepercayaan membuat koleksi makin dikenal.

Berbeda dengan dulu, kalau sekarang sangat cepat sekali dari media sosial. Jadi perjuangannya sangat susah waktu itu.

Menjadi perancang aksesori, ini profesi yang jarang dipilih apalagi dulu...

Oh, sebelumnya juga sudah ada tapi mereka dipasarkan ready to wear di mal, department store. Kalau saya sekarang sudah bisa menyandang gelar couture (handmade). Pakai gelar itu ga sembarangan.

Masih ingat harga jual aksesoris Anda pertama kali dulu?

Kalau dulu itu hanya Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu. Dan yang saya jual adalah tiara dengan akrilik. Lalu, saya terima pesanan custome, biasanya untuk pengantin, nah ini harganya beda dengan yang sudah ready.

Karya atau koleksi dengan harga termahal berapa?

Saya buat crown itu sekitar Rp 30-40 jutaan dan lampu karena komposisinya tinggi sekali. Kalau lampu itu tergantung bisa sampai Rp 50 juta keatas. 

Ceritanya karya Anda sampai digunakan selebriti internasional?

Ya memang saya tidak memimpikan  akan seperti ini ,bahwa karya saya tampil di luar negeri dan digunakan artis Internasional. Tapi ini berkat sebuah agency PR, Value dan The Clique, jadi itu yang membantu saya.

Suatu waktu saya bertemu wanita asal Hongkong namanya Mei, dan dia suka karya-karya saya. Akhirnya mulai dilirik juga oleh Amerika Serikat, lalu saya bergabung dengan The Clique

Akhirnya pada suatu saya ketemu wanita asal Hongkong namanya Mei dan dia begitu mencintai karya saya. Akhirnya mulai dilirik juga dari US. Bergabunglah saya kemudian dengan The Clique 1 tahun dan Value sekitar 3 tahunan.

Jadi cara kerjasamanya koleksi saya dibawa kesana dan saya selalu kirim ke Hongkong setiap ada permintaan. 

Sampai Madonna akhirnya melirik karya Anda

Saya pun selalu bertanya kok bisa ya dipakai Madonna, itu pas saya tahu sangat luar biasa. 
Tidak perlu ketemu langsung dengan dia tapi dia mengagumi koleksi saya.

Itu susah ya diungkapkan dengan kata-kata gimana rasa bahagia saya. Setelah dipakai Madonna banyak sekali pujian kepada saya. Saya anggap itu adalah talenta dari Tuhan dan harus dijaga, saya selalu minta kepada Tuhan untuk berikan waktu yang lebih.

Biasanya bentuk kerjasama dengan artis internasional itu seperti apa?

Kalau dibilang endorse, kami juga enggak mau sebut karena biasanya permintaan datang dari mereka. Sekarang kalau dipakai sama dia enggak usah bayar, juga enggak apa-apa kali. 

Boleh dikatakan kesempatan itu enggak akan terulang. Seperti halnya Madonna dia itu minta crown saya ga dikembalikan karena dia sudah jatuh cinta dan saya kasih. Bahkan kalau bisa saya tawarkan diri untuk membuatkan kembali.

Sama artis indonesia gimana bila mau pakai koleksi Anda?

Yang penting semua berawal dari pertemanan agar kami saling percaya. Bukan secara endorse.
Soalnya dia kan menampilkan karya saya untuk penampilan dia. Saya buat karya untuk dikenakan jadi untuk endorse engga ada, lebih baik berteman dulu sama saya.

Kalau teman-teman artis saya pinjamkan bukan disewa. Ini namanya saling mendukung. 

Target kedepannya seperti apa?

Target saya semoga semuanya bisa lebih luas lagi koleksi saya dikenal. Tapi saya gak mau menargetkan terlalu berat. Saya mau bekerja dengan tenang biarkan waktu berjalan dengan apa adanya.


(gus/gus) Next Article Kisah Bos Wardah, dari Usaha Rumahan hingga Masuk Forbes Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular