Eksklusif: Ini Kata JK Soal Lemahnya Rupiah Lawan Dolar AS

Arys Aditya, CNBC Indonesia
08 May 2018 10:34
Wapres Jusuf Kalla menilai melemahnya rupiah terhadap dolar AS berakibat positif dan negatif.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar AS pagi ini sempat tembus lebih dari Rp 14.000. Belakangan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memang cenderung melemah. 

CNBC Indonesia sempat mewawancarai Wakil Presiden Jusuf Kalla soal isu ini.

JK menilai pergerakan nilai tukar selalu bersifat zero sum game. Zero sum game sendiri merupakan situasi ketika kerugian sebagian pihak selalu berbanding lurus atau seimbang dengan keuntungan bagi sebagian lainnya.

"Kurs memang selalu zero sum game. Kalau sudut pandang Jakarta, importir dan sebagian industri, pelemahan rupiah tidak bagus. Tapi bagi masyarakat di luar Jawa, eksportir bakal sangat senang sekali. Di luar Jawa [pelemahan rupiah] menimbulkan income besar. Tergantung di mana kita berada," kata JK ketika menerima tim redaksi CNBC Indonesia di kantornya, Senin (7/5/2018).


Situasi ini juga terjadi pada pemerintah. JK menyebut pelemahan rupiah akan membuat penerimaan dari ekspor akan meningkat, sementara biaya pembayaran utang naik.

Dia mencontohkan, pelemahan nilai tukar sebuah mata uang tidak melulu menimbulkan dampak negatif. JK mencontohkan China kerapkali sengaja melemahkan yuan untuk mendorong kinerja ekspor.

"China justru melemahkan yuan untuk meningkatkan ekspornya. Dan itu menggetarkan dunia. Amerika sampai kelabakan. Cara itu dia pakai, melemahkan mata uangnya," tuturnya.


Kembali ke dalam negeri, dengan berkelakar Jusuf Kalla menceritakan mengenai ketakutan beberapa pihak apabila nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp 14.000 per dolar AS.

"Selalu saja orang berkata, kalau dulu Rp 9.000, level psikologisnya Rp 10.000. Kalau Rp 10.000 dicapai, level psikologisnya Rp 11.000. Selalu berubah-ubah. Tetapi ekonomi tetap berjalan. Jadi kita tidak perlu khawatir benar," katanya.


Dia menyatakan Pemerintah menyadari bahwa yang sangat dibutuhkan pengusaha adalah stabilitas nilai tukar.

"Bahwa akan menimbulkan harga naik di beberapa industri, iya. Tapi bagi pengusaha itu yang penting bukan angkanya, tapi stabilitasnya, jadi kita bisa berpikir jangka panjang. Bisa mengukur inflasi. Jadi stabilitas. Angka itu ya sudah berada di sekitar situ."
(ray/ray) Next Article BI Blak-blakan Soal Rupiah yang Tembus Rp 14.600/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular