Kisah Bos Tokopedia yang Sempat Jadi Penjaga Warnet

Arina Yulistara, CNBC Indonesia
20 March 2018 18:57
Siapa yang tak tahu situs jual beli online Tokopedia yang digagas oleh William Tanuwijaya. Sebelum sukses, William ternyata pernah jadi penjaga warnet
Foto: CNBC Indonesia/Arina Yulistara
Jakarta, CNBC Indonesia- Situs jual-beli online Tokopedia sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, perusahaan startup yang berdiri selama kurang lebih delapan tahun itu sudah dipercaya banyak investor besar mulai dari East Ventures, CyberAgent Ventures, Beenos, Sequoia Capital dan SoftBank. Dikabarkan omzet Tokopedia juga sudah mencapai triliunan rupiah setiap bulan.

Di balik kesuksesan Tokopedia, nama William Tanuwijaya dikenal sebagai penggagasnya. Pria asal Pematangsiantar, Sumatera Utara, ini bercerita secara singkat bagaimana Tokopedia 'lahir' pada 2009 dan bisa besar seperti sekarang.


Boleh diceritakan bagaimana awalnya membangun Tokopedia?

Awalnya karena orangtua sempat sakit terus saya merantau ke Jakarta untuk kuliah. Saat kuliah (di Bina Nusantara Business School), saya mencoba magang bekerja sebagai operator warnet mulai dari jam 21.00 sampai 01.00. Ternyata saya baru tahu kalau internet bisa digunakan untuk apa saja termasuk buat usaha. Dari situ yang bertekad untuk bisa membangun perusahaan internet sendiri.

Bagaimana dengan modalnya?

Mencari modal sangat sulit bagi saya. Saya dulu juga pernah kerja kantoran dan merasa membangun bisnis itu sulit karena semua tentang kepercayaan. Apalagi rekam jejak masa lalu saya nggak punya modal yang baik, berasal dari keluarga sederhana, kuliah kerjanya jaga warnet, nggak pernah kerja di multinasional. 

Biasanya saat mencari modal memulai bisnis yang ditanya itu masa lalunya. Saya sebagai anak daerah saya cukup beruntung punya kesempatan ke Jakarta makanya saya tidak menyerah. Selama dua tahun mencari modal, akhirnya bos saya sendiri yang memberi modal.

Apa mengalami kesulitan juga untuk mencari karyawan?

Menurut saya aset terbesar mendirikan Tokopedia adalah SDM (sumber daya manusia). Pertama-tama saya mencari orang dengan promosi di kampus berdiri dua hari nggak ada yang mau melamar dan ini selalu menjadi masalah di awal berbisnis. Belum lagi dulu kantornya masih di ruko lantai 4 yang tidak ada eskalator jadi sering orang datang nggak jadi interview karena melihat itu. Tapi saya nggak menyerah hingga sekarang setiap bulan Tokopedia punya 40 ribu pelamar.


Kini bagaimana perkembangan Tokopedia?


Sekarang bisa dibilang cukup berhasil, sudah ada 2,7 juta masyarakat Indonesia yang membangun bisnis mereka di Tokopedia. 2,7 juta itu 70% adalah pebisnis baru, mereka ibu rumah tangga, pekerja kantoran, mahasiswa, mereka ini awalnya menggunakan tokopedia sebagai part time tapi banyak yang telah fokus dengan usahanya masing-masing. 

Dengan jutaan penjual di Tokopedia, apa ada rencana perluas pasar untuk ekspor?

Saat ini kami masih fokusnya ke domestik, kalau lewat Tokopedia mereka bisa memenangkan seluruh pasar di Indonesia baru cita-citanya membangun merek dari Indonesia ke panggung dunia. 

Di Tokopedia populasinya 100% pedagang domestik. Kita tak menerima satu pun penjual yang cross border misalnya pedagang dari luar negeri nggak bisa memasarkan produk apa pun di Tokopedia. Syaratnya mereka harus memiliki nomor telepon Indonesia dan nomor rekening Indonesia. Pertukarannya pun semua rupiah ya, rekening di bank Indonesia. Jadi karena itu 100% semua produk Indonesia. 


Goal apa yang masih ingin dicapai?


Saya melihat ada masalah baru, banyak dari mereka terkendala, mentoknya di level UMKM, bagaimana kita bisa bawa mereka naik kelas hingga menjadi brand nasional bahkan mendunia. Nah kita mengajak untuk mulai saja dulu. Bisnis pasti jatuh, setelah jatuh harus bangkit. Ciptakan peluangmu dan setiap orang harus bisa mengembangkan diri mereka. Mulai dulu saja yang penting di era teknologi ini karena risiko gagal sangat minim terutama kita yang sudah pekerjaan utama.



(gus/gus) Next Article Bos Tokopedia Beri Tips Memulai Bisnis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular