
Kebakaran Tak Halangi UMKM Ini Bangkit & Capai Kesuksesan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kisah inspiratif kesuksesan UMKM dalam bertahan dan mengembangkan bisnis selama pandemi semakin banyak terdengar. Kali ini, ada satu kisah yang datang dari Surabaya, Jawa Timur.
Pengalaman berharga yang dimaksud datang dari Revolt Industry, UMKM asal Surabaya yang berdiri sejak pertengahan 2014. Bergerak di bidang kerajinan kulit, Revolt Industry didirikan oleh Agung Dwi Kurnianto (31) bersama empat temannya.
Revolt Industry didirikan tepat setelah Agung dan teman-temannya lulus kuliah. UMKM ini awalnya didirikan dengan modal nekat, hingga akhirnya bisa berkembang seperti sekarang.
"Bermodal nekat, kami berlima autodidak belajar menjahit, me-manage tim, bisnis dan keuangan. Semua dari internet. Revolt bisa diartikan perjuangan, perlawanan atau pemberontakan untuk bangkit. Sedangkan kata Industry melambangkan sesuatu yang terus bergerak," kata Agung dalam tertulis di keterangan resmi, Senin (13/12/2021).
Revolt Industry pertama kali memasarkan produk pada sebuah acara di Surabaya. Penjualan mereka meledak usai mengikuti event tersebut, sehingga UMKM ini pun semakin dikenal namanya.
Sayangnya, badai langsung menerpa Revolt Industry tak berselang lama sejak kesuksesan itu diraih. Pada akhir 2014, tempat usaha mereka terbakar. Semua aset mereka lenyap dalam 15 menit dalam kobaran api.
"Akhirnya kami mulai lagi dari nol, bahkan dapat dibilang minus. Langkah awal dengan sewa kontrakan. Sempat mengalami kebanjiran, perampokan dan masih banyak tantangan lain, tetapi selama masih ada harapan, kami tetap melanjutkan perjuangan," katanya
Meski ditimpa musibah, Agung dan teman-temannya tak putus asa. Mereka perlahan mencoba bangkit. Alhasil, kini usaha mereka kembali pulih hingga bisa mempekerjakan 40 karyawan.
Kebangkitan yang dirintis Revolt Industry kembali menemui sandungan saat pandemi Covid-19 terjadi per awal 2020 lalu. Pandemi membuat omzet UMKM ini turun hingga 80%.
"Kami memutar otak agar minimal biaya operasional bisa ter-cover dan pengurangan karyawan tidak perlu dilakukan. Pertahanan paling baik adalah dengan menyerang," ujarnya.
Setelah memikirkan berbagai cara untuk bertahan, Agung dan kawan-kawan akhirnya memutuskan untuk berani membuka gallery store pertama bagi Revolt Industry. Mereka juga terus berinovasi melalui pembuatan desain produk yang unik.
Selain itu, Revolt Industry melakukan kampanye bertajuk 'Play Role Campaign'. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan mengajak masyarakat membantu pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi dengan memakai produk lokal - namun tidak mengambil untung.
Alhasil, berkat inovasi dan keberanian tersebut, Revolt Industry kini bisa bertahan dan terus berkembang. Agung mengakui, keberhasilan usahanya untuk bertahan dan tumbuh tidak lepas dari peranan berbagai pihak, salah satunya yaitu platform lokapasar terbesar di Indonesia Tokopedia.
Agung mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Tokopedia. Platform ini disebutnya memudahkan pelaku usaha mengelola bisnis
"Hanya dari depan laptop, kita bisa mendekorasi toko, mengatur buka tutup toko, stok, hingga menganalisis pasar," katanya.
Dia lantas berharap ke depannya ada semakin banyak UMKM yang bisa bangkit dan terus tumbuh. Menurut Agung, pelaku usaha harus bisa segera bangkit dan tidak terus menerus menyalahkan keadaan.
"Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi, tidak melulu menyalahkan keadaan, tapi apa yang dapat kita lakukan untuk diri sendiri maupun sekitar. 10% hasil penjualan kami donasikan ke yayasan dan turut serta dalam aksi di Surabaya dan sekitarnya untuk membantu masyarakat yang kelaparan," katanya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tokopedia, E-Commerce Unggulan Anak Bangsa