Special Interview

Medina Zein, Calon Bidan yang Sukses Bisnis Klinik Kecantikan

Arina Yulistara, CNBC Indonesia
11 February 2018 12:48
Medina Zein meninggalkan sekolahnya di akademi kebidanan dan memilih memantapkan hati sebagai entrepreneur
Foto: Arina Yulistara
Usia tak bisa mengukur kesuksesan seseorang dalam berbisnis. Kini banyak anak muda yang sudah sukses berbisnis, meskipun usia masih di bawah usia 30 tahun. Salah satunya wanita berhijab asal Bandung, Medina Zein, yang menjadi miliuner di usia 25 tahun.

Medina Zein memiliki omzet miliaran rupiah per bulan berkat bisnis kecantikan. Saat ini ia sudah merambah ke dunia fashion dan travel. Medina mengaku memulai bisnis dengan modal Rp 30 juta dan pernah berjualan serabutan secara online. Yuk mengenal lebih dekat dengan Medina Zein.

Bagaimana awal membangun bisnis?
Sebenarnya sih bisnisnya dari kuliah di Akademi Kebidanan Stikes Budi Luhur, Bandung. Tapi karena kuliah medis sibuk banget nggak ada waktu. Biarpun sibuk tapi dari sekolah aku sudah suka jualan online dan jadi reseller. Jadi aku kumpulin modal dari situ.

Jujur, aku nggak terlalu suka dunia kebidanan walaupun ibuku dosen di kampus. Akhirnya aku memutuskan melanjutkan sekolah estetika medik. Dari situ aku merasa nyaman di bidang estetika. Singkat cerita lulus sekolah estetika medik aku berjualan produk skincare sendiri namanya Beauty Lady Care berubah jadi Lazeta. Terus aku mulai membangun klinik kecil yang awalnya hanya untuk tempat facial dan peeling di 2012 bekerjasama dengan satu dokter dan dua terapis agar skincare-ku semakin terpercaya. Klinik aku namakan MD Clinic. Aku kerjasama dengan teman dengan sistem bagi hasil karena dia yang punya tempat, aku alat-alatnya. Akhirnya terus berkembang dan tahun selanjutnya bisa punya klinik serta tempat sendiri.

Berapa modal awal?
Aku mulai itu modalnya benar-benar dari hasil jualan online untuk beli alat itu Rp 30 juta, alatnya juga masih yang murah. Akhirnya bisa berkembang dan jalan sendiri.

Bagaimana strategi promosinya agar bisa berkembang?
Aku awalnya coba sistem endorse yang masih cuma kasih barang doang tapi belum berpengaruh. Aku sampai bingung gimana ini promosinya ya biar laku. Pernah klinik aku sepi seminggu nggak ada pasien dan suruh teman-temanku datang cuma buat foto pakai paperbag.

Aku fokus mengurus marketing-nya karena memang penjualan produk lebih besar dari klinik, aku beranikan subsidi silang untuk bayar karyawan klinik. Akhirnya aku coba lagi untuk memberanikan diri membayar selebgram. Selebgram pertama Alia Queen itu bayarnya Rp 5 juta sudah besar banget untuk delapan kali posting dan benar-benar eksklusif nggak terima barang orang lain. Ternyata berpengaruh dan tambah cari selebgram lain alhamdulillah semakin dikenal dan berkembang.

Berapa omzet pertama yang didapatkan?
Awalnya dulu jual produk mulai dari Rp 100 ribuan. Omzet awalnya aku dapat Rp 20 juta itu terjual 3 sampai 4 paket dengan macamnya sekitar 20. Produk aku kayak langsung dipercaya mungkin karena dasarnya aku sekolah kebidanan, aku ambil short course juga, jadi aku tahu bahan-bahan yang bagus buat kulit apa dibantu sama om aku juga sebagai tim medisnya. Dari situ awalnya bisa nabung Rp 6 juta. Bulan berikutnya naik lagi jadi Rp 30 juta aku bisa nabung Rp 10 juta buat nabung bangun klinik. Setiap tahun alhamdulillah aku bisa bangun cabang baru.

Ada berapa cabang klinik sekarang dan berapa jumlah karyawan?
Awalnya karyawan cuma tiga sekarang lebih dari 200. Sekarang cabang kliniknya ada lima, 3 Bandung, 1 Makassar, dan 1 baru buka di Jakarta. Aku sekarang tambah kosmetik. Aku juga ekspansi bisnis ke fashion (MZ Boutique) dan travel (MZ Tour).

Dalam mengembangkan bisnis kecantikan ini, ada pinjam bank atau suntikan dana?
Aku bisnis nggak ada pinjaman bank, tidak ada investor, tidak ada apa pun di dalam, semua dari cash-flow. Aku menjaga banget cash-flow aku ini karena dia akarnya. Banyak banget yang menawarkan investasi.

Pernah salah satu dari sepuluh pengusaha terkaya di Indonesia sempat mau membeli brand MD ini jadi untuk menjadi kompetitor suatu klinik yang terbesar di Indonesia pada 2015. Penawaran dia membeli saham kurang dari 50% tapi beberapa kali meeting aku ragu. Waktu itu dia menawarkan nilai di atas Rp 30 miliar untuk membuka beberapa cabang di Indonesia. Aku pikir angka itu besar banget tapi akhirnya nggak aku ambil karena aku suka tantangan dan aku suka memilih melakukan semuanya sendiri.

Berapa omzet saat ini?
Kalau klinik satu cabang sekitar Rp 800 juta sampai Rp 1 miliar per bulan. Kalau klinik di kabupaten paling Rp 500 juta sampai Rp 600 juta. Kalau produk mungkin sekitar Rp 3 miliar sampai Rp 4 miliar. Kalau travel lagi rugi karena baru ditipu kan, cuma sebelumnya ya sebulan bisa menerbangkan 250 jamaah dan atu jamaah sekitar Rp 40 juta.

Penghasilan yang besar di usia muda digunakan untuk apa saja?
Walaupun perusahaan ini punya aku, tapi aku juga digaji di sini. Jadi aku nggak bisa menggunakan uang perusahaan semena-mena. Penghasilan sebagian aku tabung untuk membesarkan perusahaan, sebagian lagi aku suka belikan tas karena menurut aku tas branded itu investasi ya. Harganya masih bagus kalau lagi butuh dan dijual. Aku juga mau coba investasi di properti kayak bikin boutique hotel kecil-kecilan di Bandung tapi masih rencana ya.
(gus/gus) Next Article Modal Rp 2,9 Juta Jadi Rp 14 M, Pria Ini Tajir Lewat Celana!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular