Peternak Kasih Fakta Stok Daging Ayam Menu MBG, Ingatkan Masalah Ini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Senin, 15/12/2025 12:50 WIB
Foto: CNBC INDONESIA

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pemerintah menambah pasokan daging ayam untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai masih sangat memungkinkan dari sisi ketersediaan. Peternak menyebut produksi daging ayam nasional saat ini sudah berada dalam kondisi surplus, sehingga tambahan kebutuhan untuk MBG dapat dipenuhi, asalkan perencanaannya dilakukan secara matang.

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi mengungkapkan, kemampuan produksi daging ayam nasional sepanjang 2025 mencapai 4,3 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi berada di kisaran 3,9 juta ton.

"Berdasarkan data yang kami terima, kemampuan produksi kita (daging ayam) 4,3 juta ton. Kebutuhan (konsumsi) sepanjang tahun 2025 kisaran 3,9 juta ton. Artinya sampai dengan akhir tahun ini ada kelebihan stok 400 ribu ton atau sekitar 12% dari kebutuhan nasional," ungkap Sugeng kepada CNBC Indonesia, Senin (15/12/2025).


Dengan kondisi tersebut, Sugeng menilai target pemerintah menambah pasokan daging ayam untuk MBG tidak sulit untuk dicapai. Namun, ia mengingatkan agar penambahan pasokan tersebut tidak justru berdampak pada jatuhnya harga ayam akibat kelebihan suplai di pasar.

"Tahun depan pemerintah akan menambah 1,1 juta ton daging untuk pemenuhan MBG. Program tersebut layak untuk diapresiasi karena akan ada peluang penyerapan tenaga kerja, tetapi tetap harus dalam perencanaan yang matang jangan sampai penambahan tersebut berefek pada jatuhnya harga ayam dampak dari kelebihan pasok," ujarnya.

"MBG menurut hemat kami akan menambah demand kurang lebih 581.000 ton daging ayam di tahun depan. Artinya jika ada penambahan 1,1 juta ton, ketercukupan keperluan MBG akan terpenuhi. Bahkan lebih," terang dia.

Meski produksi secara nasional surplus, Sugeng menekankan persoalan utama industri perunggasan bukan pada kemampuan produksi, melainkan pada ketimpangan distribusi antara Pulau Jawa dan luar Jawa. Saat ini, sekitar 65% produksi ayam nasional masih terpusat di Pulau Jawa.

"Produksi ayam berdasarkan informasi kami, 65% terpusat di Pulau Jawa. Artinya jika terjadi kekosongan pasokan itu bukan masalah suplainya, khususnya di tahun 2025. Tetapi pemerataan yang masih timpang, atau ketercukupan yang di luar Pulau Jawa masih timpang, karena mereka masih bergantung dari suplai yang di Pulau Jawa," jelasnya.

Perlu diketahui, pemerintah saat ini tengah menyiapkan arah kebijakan pangan untuk 2026. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan, setelah swasembada beras dan jagung tercapai, fokus pemerintah akan diperluas ke komoditas lain, termasuk protein hewani.

"Kita tahun ini swasembada beras sama jagung, tahun depan kita pertahankan tentunya ya beras sama jagungnya. Nah, ke depan Presiden menginginkan ke depan kita swasembada gula. Kemudian kalau di KKP ada swasembada garam," kata Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (10/12/2025).

Untuk komoditas ayam dan telur, pemerintah mulai memprioritaskan pengembangan peternakan di luar Jawa.

"Tahun depan, bagaimana peningkatan produksi swasembada telur, ayam dan sapi sebetulnya. Tapi ini kita lagi fokus di telur sama daging ayam khususnya di daerah luar Jawa," ujarnya.

Sudaryono menegaskan, Presiden Prabowo ingin setiap daerah memiliki ketahanan pangan sendiri, sekaligus memastikan pasokan untuk program Makan Bergizi Gratis. Pemerintah pun telah mengidentifikasi pembangunan peternakan terintegrasi di 13 provinsi luar Jawa dan satu di Jawa Timur.

"Kita sudah identifikasi semua. Melibatkan BUMN, terus nanti Koperasi Desa Merah Putih, peternak lokal. Intinya untuk meningkatkan produksi telur dan ayam," pungkasnya.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Sudah Swasembada Ayam, Impor Tidak Diperlukan