Alamak! Menhan Sebut 80% Timah RI Diselundupkan ke Luar Negeri
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin membeberkan adanya praktik ilegal yang berlangsung lama di mana mayoritas hasil tambang timah Indonesia justru mengalir ke luar negeri tanpa memberikan kontribusi bagi keuangan negara.
Menurut catatannya, proporsi pengelolaan timah di dalam negeri yang sangat timpang dibandingkan dengan yang dibawa lari ke luar. Hal itu pun telah berlangsung sejak era reformasi hingga saat ini, menyebabkan kerugian ekonomi bagi bangsa karena hilangnya potensi pendapatan pajak.
"Di tahun 98 sampai dengan tahun 2025 bulan September, semua penghasilan timah kita itu tinggal 20% yang ada di Republik yang bisa dikelola oleh BUMN PT Timah. 80% dibawa ke luar tanpa membayar pajak, tanpa membayar apapun kewajiban orang untuk membayar," ungkap Sjafrie dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, dikutip Rabu (10/12/2025).
Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil timah terbesar di dunia. Namun, akibat lemahnya pengawasan dan maraknya pertambangan ilegal (illegal mining), negara lain justru menikmati keuntungan dari kekayaan alam Indonesia tanpa memiliki tambang sendiri.
"Ada negara, saya enggak sebut. Dia bisa jadi negara pengekspor timah nomor di bawah 10 besar. Tapi dia tidak punya penghasilan timah. Dari mana bisa terjadi? Itu karena kita tidak jaga kita punya sumber daya alam kita, sehingga terjadilah illegal mining," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa pihaknya bersama dengan TNI telah memblokir pulau Bangka dan Belitung (Babel). Hal ini bertujuan untuk mengetahui ke luar masuk kegiatan pertambangan timah.
Prabowo menerangkan bahwa terdapat laporan ada sebanyak 1.000 tambang timah ilegal di Bangka Belitung. Akibat hal itu, Indonesia kehilangan 80% produksi timah akibat penambangan ilegal dan penyelundupan.
"Saya katakan ini harus dihentikan," tegas Prabowo dalam acara Forbes Global CEO Conference 2025, dikutip Kamis (16/10/2025).
Untuk mengatasi itu, Prabowo menyatakan saat ini pihaknya sedang menjalankan program pelatihan militer dengan kapal perang id kepulauan Bangka Belitung tersebut.
"Saya membuat program pelatihan militer dengan kapal perang, pesawat terbang, helikopter, dan drone, dan kami memblokir kedua pulau tersebut. Tidak ada kapal yang boleh masuk atau ke luar, tanpa kami tahu apa yang ada di dalamnya," ungkap Prabowo.
Dia juga bercerita adanya sebuah kapal sampan yang membawa berpeti-peti batangan timah dan logam tanah jarang, yang berhasil di sita.
"Kami menghitung dari operasi ini kami menyelamatkan negara sekitar beberapa miliar dolar, jadi tahun depan produksi timah diharapkan bisa kembali ke posisi semula. Dan seharusnya bisa mendapatkan tiga atau empat kali lipat pendapatan dari tahun lalu," katanya.
(wia)