MARKET DATA

Daerah Kaya Nikel Cs Tapi Orang-Orang ke Luar Bandara Tanpa Diperiksa

Firda Dwi Muliawati,  CNBC Indonesia
11 December 2025 20:50
Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dalam pidato kuliah umum di Universitas Hasanuddin Makassar. (Tangkapan Layar Youtube Unhas)
Foto: Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dalam pidato kuliah umum di Universitas Hasanuddin Makassar. (Tangkapan Layar Youtube Unhas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menyayangkan potensi sumber daya alam Indonesia seperti nikel dan bauksit tidak dijaga dengan baik. Hal itu lantaran lemahnya sistem pengawasan di pintu-pintu keluar negara.

Sjafrie mengungkapkan keprihatinannya terhadap longgarnya prosedur keamanan di objek vital transportasi. Berdasarkan pantauannya, orang-orang bisa dengan leluasa melenggang keluar dari pelabuhan maupun bandara membawa barang tanpa melalui proses pengecekan yang memadai.

"Kita memiliki nikel yang sangat besar. Kita memiliki bauksit yang sangat besar. Tapi yang terjadi adalah orang keluar pelabuhan tanpa pemeriksaan. Orang keluar bandara tanpa diperiksa," ungkap Sjafrie dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, dikutip Kamis (11/12/2025).

Budaya pembiaran yang sudah berlangsung lama tersebut membuat para pelaku penyelundupan merasa aman dan terbiasa melanggar aturan. Ketika aparat mulai melakukan penertiban dan pemeriksaan ketat, banyak dari mereka yang akhirnya tertangkap basah karena masih nekat membawa barang selundupan dengan pola pikir lama bahwa mereka akan lolos seperti biasanya.

"Begitu kita melakukan tindakan-tindakan penertiban, kita lakukan pemeriksaan, orang-orang yang biasa lolos tanpa pemeriksaan masih merasa tidak ada pemeriksaan. Pada suatu hari dia lewat dengan membawa ilegalnya itu. Kepegang sama petugas, ternyata dia lupa bahwa hari ini sudah ada pemeriksaan," jelasnya.

Dia pun mengingatkan adanya ancaman 'musuh dalam selimut' yang melibatkan oknum bangsa sendiri dalam menggerogoti ekonomi negara. Sjafrie mencatat, kerugian negara akibat praktik manipulasi perdagangan atau under invoicing yang telah berlangsung selama dua dekade terakhir dengan nilai yang fantastis.

"Jadi kita menghadapi musuh dalam selimut yang tidak menginginkan negara kita bangkit ekonominya. Itu under invoicing selama 20 tahun. Ini sebagai informasi bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Kurang lebih US$ 800 miliar kerugian negara," tandasnya.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Momen Sjafrie-BGS-SMI-Amran Blusukan Cek Batalion Pembangunan Bekasi


Most Popular
Features