Heboh Fenomena Rohana-Rojali Serbu Mal RI, Istana Bilang Begini

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
05 August 2025 17:33
Mensesneg Prasetyo Hadi. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Foto: Mensesneg Prasetyo Hadi. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi buka suara mengenai fenomena 'Rojali' (Rombongan Jarang Beli) hingga 'Rohana' (Rombongan Hanya Nanya) yang ada di pusat perbelanjaan. Dia meminta agar istilah itu tidak dijadikan bahan candaan.

Sebabnya, istilah itu dinilai tidak sensitif terhadap kelompok masyarakat yang memiliki daya beli yang rendah.

"Menurut pendapat saya istilah itu jangan dijadikan sebuah joke atau lelucon. Itu adalah lecutan bagi kita bahwa memang masih banyak yang harus mesti kita perjuangkan dan benahi," kata Prasetyo, di Kompleks Istana Negara, Selasa (5/8/2025).

Menurut Prasetyo, fenomena itu seharusnya menjadi pengingat bahwa masih ada kelompok masyarakat yang harus dibantu. Khususnya kelompok masyarakat yang masih berada pada desil 1 dan desil 2, hingga masuk pada garis kemiskinan ekstrem.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah saat ini masih bekerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik dari sisi investasi hingga kebocoran anggaran negara.

"Kita harus kerja terus mendorong pertumbuhan ekonomi lebih optimal lagi, mendorong investasi lebih banyak, mengurangi kebocoran sebagaimana presiden sering sampaikan di segala sektor di segala lapisan," kata Prasetyo.

Namun menurut Prasetyo fenomena 'Rojali' dan 'Rohana' juga belum mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini secara signifikan. Sebabnya untuk melihat pertumbuhan ekonomi tidak bisa dilihat hanya dari gambaran satu sisi fenomena.

"Tergantung sudut pandangnya mana ya. Kan kalau sebuah perhitungan pertumbuhan sebagai sebuah negara, secara menyeluruh, Tidak bisa kemudian hanya dari satu kelompok masyarakat," jelas Prasetyo.

Menurutnya pertumbuhan ekonomi dipengarui banyak faktor, seperti belanja rumah tangga, belanja pemerintah, hingga investasi. Sementara pada periode itu pemerintah juga sudah memberikan stimulus agar menghasilkan output pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.

"Bahwa komponen itu adalah hasil program-program kalau dari sisi pemerintah dari hasil stimulus-stimulus yang diatur pemerintah ya memang demikian. Sistemnya begitu," jelasnya.

Di sisi lain, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, adanya fenomena 'Rojali' dan 'Rohana' ini tidak perlu dikhawatirkan. Ia meyakini bahwa sekitor industri ritel kini mengalami pertumbuhan.

"Sehingga ini menunjukkan bahwa memang ekonomi kita tumbuh. Dan kita juga melihat bahwa sektor-sektor terkait dengan industri itu membaik," kata Airlangga, dikutip dari siaran pers, Selasa (5/8/2025).

Airlangga juga menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II - 2025 mencapai 5,12% (yoy) itu mencerminkan aktivitas ekonomi yang mengalami pertumbuhan kinerja, terutama di sektor ritel.

"Tentunya dengan pertumbuhan ini kami juga melihat beberapa perusahaan publik juga sudah mengumumkan hasilnya, terutama perusahaan retail dan dari hasilnya terlihat semuanya mengalami perbaikan atau lebih baik daripada semester satu tahun lalu," ucap Airlangga.

Dengan angka pertumbuhan ekonomi ini, Airlangga mengatakan, pemerintah juga mencermati adanya pergeseran perilaku konsumsi masyarakat, yang kini lebih selektif dan digital-oriented, khususnya di minimarket dan kios dan bergeser ke online atau e-commerce.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kondisi Restoran di Jakarta Sudah Membaik? Ini Kata Bos Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular