
Demo Tuntut Presiden Mundur Menggila, Pecah 'Perang' Mahasiswa-Polisi
Aksi protes menuntut untuk adanya pemilihan umum cepat dan mendesak Presiden Aleksandar Vucic untuk mundur

Para pengunjuk rasa memindahkan kontainer sampah ke arah petugas polisi selama protes antipemerintah di Beograd, Serbia, Minggu (29/6/2025) dini hari WIB. (REUTERS/Zorana Jevtic)

Aksi protes yang dilakukan oleh mahasiswa Serbia dan demonstran lainnya menuntut adanya pemilihan umum cepat dan mendesak Presiden Aleksandar Vucic untuk mundur dari jabatannya. (REUTERS/Zorana Jevtic)

Para pengunjuk rasa berteriak: "Turunkan perisai," meminta polisi untuk berhenti campur tangan. (REUTERS/Zorana Jevtic)

Polisi menahan beberapa belasan pengunjuk rasa, sementara enam petugas polisi dilaporkan terluka dalam bentrokan, kata Dragan Vasiljevic, direktur polisi, dalam konferensi pers pada Sabtu malam. (REUTERS/Marko Djurica)

Dikutip dari Reuters, dalam sebuah pernyataan, para mahasiswa menuduh pemerintah meningkatkan ketegangan. (REUTERS/Zorana Jevtic)

"Mereka (pihak berwenang) ... memilih kekerasan dan penindasan terhadap rakyat. Setiap radikalisasi situasi adalah tanggung jawab mereka," tulis para mahasiswa di jejaring sosial X. (REUTERS/Marko Djurica)

"Polisi akan mengambil semua tindakan untuk menegakkan ketertiban umum dan perdamaian, ... dan menggunakan semua kewenangannya untuk menangkal serangan, dan menangkap semua orang yang menyerang polisi," kata Ivica Dacic, Menteri Dalam Negeri Serbia. (REUTERS/Marko Djurica)