Forum MPU 2024

Ada Fenomena Pendatang Baru ke Jakarta Turun, Tanda-Tanda Apa?

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
17 May 2024 19:45
Kepala Dinas DUKCAPIL Jakarta, Budi Awaluddin dalam dalam rapat kerja Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (17/5/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kepala Dinas DUKCAPIL Jakarta, Budi Awaluddin dalam dalam rapat kerja Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (17/5/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah pendatang dari kota lain ke DKI Jakarta turun dalam dua tahun terakhir melanjutkan tren pasca Pandemi. Hal ini terekam pada masa balik Lebaran atau Idul Fitri 2024.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta Budi Awaluddin mengatakan, jumlah pendatang yang turun itu mengikuti tren dua tahun terakhir.

"Biasanya itu pada 2022 pasca Lebaran 27.000 (pendatang), 2023 menjadi 25.000 kami optimis banget tahun ini turun 10.000 sampai 15.000," kata Budi dalam acara Rapat Kerja Gubernur Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama 2024 di Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Budi mengatakan, berdasarkan data pendatang yang bisa dilihat dari aplikasi web dariku untukmu, jumlah pendatang periode 16 April 2024 sampai 15 Mei 2024 hanya 7.243 orang.

Jumlah pendatang baru pasca Lebaran atau tepatnya 15 Mei 2024 bahkan hanya 470 orang, atau turun 14,7% dari data yang ada pada 14 Mei 2024.

"Ini data pendatang hingga H-1 kemarin jumlah pendatang saat ini 7.243. Saat ini yang SMA ke bawah 84%, dan pendatangnya 57% asumsinya berpenghasilan rendah," tutur Budi.

Secara total, Budi mengatakan, sebetulnya pendatang ke Jakarta juga sudah turun. Pada 2023 hanya 136.200 orang atau turun 11.350 orang dari catatan pada 2022 sebanyak 151.762 pendatang.

Sementara itu, orang yang pindah dari Jakarta ke kota lain sebanyak 245.160 dari tahun sebelumnya sebanyak 215.230 orang atau ada kenaikan orang yang keluar Jakarta sebanyak 20.263 orang.

Budi mengatakan, menurunnya pendatang saat ini ke Jakarta bukan disebabkan Jakarta tidak lagi menarik sebagai sebuah kota. Melainkan karena adanya perapihan data kependudukan.

"Pada saat kita sosialisasi penonaktifan program penataan kependudukan pada 2023 pada April terjadi lonjakan 400% yang keluar dan mulai pada saat itu kita melakukan perapihan penyatuan data program satu data kependudukan kita bisa hemat anggaran itu pada 2023 Rp2 triliun sampai Rp 4 triliun," tegasnya.

Data pendatang ke Jakarta mayoritas berasal dari Kota Bekasi, diikuti Kota Depok, lalu Kabupaten Bogor, Kota Tangerang, Kabupaten Bekasi, Kota Tangerang Selatan, serta Kabupaten Tangerang.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Forum MPU 2024: Jakarta Bersiap Jadi Kota Bisnis Global

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular