
Target Bauran EBT Direvisi Jadi 17%-19% di 2025? Ini Kata Menteri ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia masih akan tetap di angka 23% di 2025.
Hal tersebut merespons rencana target bauran EBT di dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang bakal direvisi menjadi sekitar 17%-19%.
Menurut Arifin, kebijakan yang ada saat ini sudah sejalan dengan beberapa program lainnya. Misalnya saja, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) milik PLN yang mengacu pada target 23%.
"Kita belum (revisi) nih, yang merevisi siapa? ya biarin saja kalau KEN, itu kan prediksinya KEN ya," kata Arifin ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (2/2/2024).
Namun yang pasti, Arifin mengakui perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam upaya mencapai target bauran EBT 23% di 2025. Salah satunya dengan menggenjot pembangunan infrastruktur di sektor energi yang secara masif.
"Mungkin isunya sekarang ada keterbatasan untuk bisa ya, karena kita punya infrastruktur nggak? Ini yang harus kita perbaiki. Target itu kan sebelum Covid-19 kan. Pas ada Covid-19 tentu ada adjustment, tapi kita udah identifikasi bottleneck-nya ada di mana," kata dia.
Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada 2025 akan direvisi menjadi sekitar 17-19%. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan target sebelumnya yang ditetapkan sebesar 23%.
Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan DEN Yunus Saefulhak mengatakan di dalam pembaharuan Kebijakan Energi Nasional (KEN), pemerintah menargetkan pemanfaatan EBT sekitar 17-19% pada 2025.
"Di dalam pembaharuan KEN nanti kalau sudah diketok, ini masih dalam proses harmonisasi. Kalau sudah diteken jadi 17-19% jadi bunyinya range. Artinya KEN menuntun jalannya sesuai koridornya," kata dia dalam Konferensi Pers Capaian Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Dewan Energi Nasional (DEN), Rabu (17/1/2024).
Selanjutnya, pada tahun 2030 bauran energi primer EBT ditargetkan dapat mencapai 19%-21%, lalu pada 2030 sekitar 25%-26%, kemudian pada 2040 ditargetkan mencapai 38%-41%, hingga pada 2060 mendatang sebesar 70%-72%.
"Saya kira next 2060 itu adalah 70%-72% EBT-nya. Kalau dulu yang lama PP KEN Nomor 79 tahun 2014 itu adalah kita 2050 itu 70% di antaranya justru fosil sekarang justru di balik 70% adalah EBT bedanya begitu, fosil jadi 30%. Kalau dulu 30% EBT, 70% adalah fosil," ujarnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Sebut Banyak Investor Antre Bangun EBT Di RI
